e2consulting.co.id – Pandemi Covid-19 membawa dampak yang sangat luar biasa bagi pelaku usaha. Banyak perusahaan besar yang terancam bangkrut dan terpaksa minta pertolongan kepada Pemerintah, demikian pula perusahaan kelas menengah hingga UMKM mengalami kesulitan karena pasar yang masih lesu dan kegiatan usaha yang masih terbatas. Situasi sulit ini melanda seluruh dunia, pemerintah di berbagai negara telah bekerja keras untuk menekan penyebaran virus Covid-19 dan mengupayakan vaksin anti virusnya, namun disisi lain pemerintah harus menumbuhkan kembali sistem perekonomian negara agar masyarakat mendapatkan penghasilan, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kehidupan di era new normal atau adaptasi kehidupan baru tidak lagi sama seperti sebelum pandemi Covid-19. Gaya hidup telah berubah dimana masyarakat lebih banyak beraktivitas dari rumah, lebih peduli dengan kesehatan dan hati-hati membelanjakan uangnya, belanja untuk hal-hal penting saja. Prioritas pemenuhan kebutuhan primer meliputi makanan/minuman, alat kesehatan dan sanitizer serta obat-obatan. Sementara pengeluaran untuk kebutuhan sekunder dan tertier diprioritaskan untuk sarana telekomunikasi dan internet serta hiburan di rumah. Kondisi new normal ini bisa berlangsung untuk 2 sampai 3 tahun ke depan, tergantung kepada penemuan dan produksi vaksin anti virus Covid-19 serta efektivitasnya pada tubuh manusia.

Dalam situasi perekonomian yang sulit ini, para pengusaha dituntut bekerja keras untuk mempertahankan usaha yang ada dan menentukan perjalanan bisnis ke depan. Apakah tetap menjalankan usaha seperti sekarang ini, atau mengembangkan bisnis baru yang relevan dengan kebutuhan masa mendatang? Alam telah mengajarkan kita bahwa dibalik sebuah krisis selalu ada kesempatan (opportunities). Dibalik ekonomi yang terpuruk, ada kesempatan bangkit kembali bagi yang jeli melihat peluang usaha masa depan. Namun saat ini kegiatan usaha tidak mudah untuk bangkit kembali. Ditengah modal usaha yang sudah tergerus, pasar belum siap menerima barang atau jasa karena daya beli yang rendah, demikian pula pasokan bahan baku belum stabil serta berbagai hambatan usaha lainnya.

Pasar yang berubah. Kebutuhan masyarakat ke depan semakin bersifat personal, dimana barang/jasa diproduksi atau dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan individu. Konsumen mengorder barang/jasa langsung ke produsen dan barang/jasa dikirim langsung ke pelanggan. Melalui digital marketing & sales tools yang disediakan produsen, calon konsumen dapat membandingkan nilai yang ditawarkan para penyedia barang atau jasa sehingga calon konsumen dapat memilih yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan dan keuangannya. Demikian pula model bisnis dengan pelanggan tidak lagi semata-mata menjual putus, tetapi lebih kepada sistem sewa. Pelanggan tidak perlu melakukan investasi untuk membeli barang atau jasa di depan, cukup dengan cara menyewa peralatan, jasa, software atau aplikasi bisnis. Produsen barang/penyedia jasa membangun hubungan yang akrab dengan pelanggan, yakni dengan membangun database pelanggan serta menggunakan data-analytics untuk melihat pola penggunaan barang/jasa oleh pelanggan. Dengan demikian, pelanggan akan fokus ke bisnis inti-nya, sementara sistem penunjangnya sudah dipasok oleh mitra penyedia barang/jasa.

Pengembangan usaha. Kembali ke pengembangan usaha masa depan, para pengusaha berada di garis depan untuk melihat dan mengembangkan bisnis yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Para start-up memiliki peluang yang lebih besar untuk berhasil karena mereka lebih adaptif untuk memahami trend ke depan dan paham teknologi digital, namun mereka kurang berpengalaman dalam mengelola usaha. Sementara pengusaha lama mempunyai banyak pengalaman, namun kurang memahami wawasan masa depan dan teknologi digital. Kegiatan usaha kedepan dibedakan atas kegiatan eksploitasi dan eksplorasi. Kegiatan eksploitasi dilakukan dengan mengembangkan pasar baru untuk produk atau layanan eksisting, atau dengan memperbaiki kualitas produk/jasa melalui perbaikan proses bisnis atau penyempurnaan tekonologi. Misalnya, dengan membuat proses bisnis digital dalam proses marketing, sales dan customer service atau digitalisasi dalam proses produksi (misalnya menerapkan industry 4.0). Apakah anda memandang kegiatan eksploitasi masih relevan untuk bisnis anda 5 tahun mendatang? Atau anda sudah harus mengeksplorasi bisnis baru, yang berbeda dari bisnis yang dijalankan saat ini?

Penggunaan teknologi digital. Teknologi digital merupakan infrastruktur utama dalam pengembangan bisnis masa depan. Salah satu teknologi yang umum digunakan ke depan adalah Internet of Things (IoT), yakni berupa sensor yang dipasang di berbagai peralatan untuk melaporkan situasi dan kondisi peralatan. Para pengusaha dapat mengembangkan teknologi dan aplikasi IoT untuk berbagai kebutuhan industri, perumahan, perkantoran maupun perkotaan. Berbagai aplikasi dibutuhkan untuk mengolah data dari sensor IoT di berbagai sektor industri. Sebaliknya, perusahaan dapat bertindak sebagai pengguna teknologi digital, dimana perusahaan menggunakan teknologi IoT dan aplikasinya dalam kegiatan produksi, operasional usaha dan pengembangan produk/layanan baru, dengan hasil usaha yang lebih efektif dan efisien.

Contoh eksplorasi usaha yang berkembang saat ini adalah layanan healthcare atau layanan teknologi kesehatan. Berbagai perusahaan start-up sedang mengembangkan produk dan layanan kesehatan antara lain pengembangan obat-obatan, supplement foods, kosmetik, anti-aging dan sel punca (stem cell). Namun penguasaan teknologi healthcare masih terbatas di Indonesia, umumnya masih dikembangkan oleh perusahaan farmasi berskala besar dan start-up asing. Eksplorasi yang masih terbuka luas adalah penyediaan energi terbarukan seperti pembangunan solar cell dan batere Lithium-Ion serta stasiun pengisian daya untuk mobil listrik.

Di bidang jasa, pengembangan usaha diarahkan kepada pemenuhan layanan komunitas, yakni dengan menyediakan produk atau layanan melalui business ecosystem dan platform teknologi sebagai pendukungnya. Disamping itu, pengembangan jasa diarahkan kepada jasa nilai tambah diatas layanan yang ada saat ini. Misalnya, hotel tidak semata-mata menyediakan kamar, namun berikut sarana transportasi, makan malam istimewa dan hiburan menarik dengan harga yang terjangkau. Perlu inovasi yang orisinal untuk menarik pelanggan selalu datang dan menggunakan jasa kita lebih banyak.

Pengusaha harus bangkit kembali. Pengembangan usaha memerlukan bantuan para pihak, khususnya dari Pemerintah dan Bank. Pemerintah perlu turun tangan untuk membantu langsung para pengusaha, baik UMKM, kecil, menengah hingga perusahaan besar. Hal ini mencakup bantuan permodalan, penyediaan bahan baku, subsidi listrik, pemasaran, manajemen usaha hingga pemberian insentif pajak. Pemerintah perlu mengembangkan sektor industri unggulan yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya dalam industri pangan dan pengolahan hasil perkebunan. Pemerintah perlu memetakan proses bisnis atau value chain dari industri dan memberikan pembinaan di setiap proses bisnis sehingga kegiatan usaha berjalan lancar dan berkembang. Pemerintah membantu pengusaha mendapatkan bahan baku yang bermutu tinggi dengan harga wajar dan proses produksi agar berjalan lancar dengan menyediakan subsidi listrik dan gas serta subsidi BPJS bagi karyawan. Demikian pula Pemerintah membantu proses penjualan agar berjalan lancar dengan harga wajar. Disamping itu, Pemerintah perlu membina pengusaha untuk masuk ke bisnis digital, mendorong sinergi dan kolaborasi antar sesama pengusaha sehingga bertumbuh menjadi perusahaan besar. Semoga!