e2consulting.co.id – Kata reformasi, revolusi dan transformasi merupakan kata yang sering kita dengar tentang pelaksanaan perubahan yang berarti dalam suatu situasi atau keadaan. Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Revolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan.
Transformasi adalah perubahan menyeluruh atau dramatis sesuatu atau seseorang. Perubahan signifikan ini bisa berupa bentuk, sifat, atau fungsi. Secara visual, kita bisa membayangkan bagaimana ulat berubah menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu; atau kawasan kumuh yang disulap menjadi taman yang indah. Dalam hal fungsi, perubahan ini bisa digambarkan sebagai kucing yang memperoleh kekuatan dan kegagahan seekor anak macan.
Proses transformasi ini tidak terjadi secara instan; ia memerlukan upaya, pengorbanan, kerja keras, dan waktu. Jadi transformasi adalah program yang direncanakan secara matang, dijalankan secara terstruktur dengan sumberdaya yang memadai, diawasi serta dikendalikan secara efektif dan efisien.
Namun saat ini perkataan transformasi telah mengalami penurunan makna, karena sering digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dijalankan secara biasa-biasa saja, tetapi seolah-olah menghasilkan sesuatu yang hebat. Dengan kata lain hanya sebagai jargon semata.
Dalam dunia korporasi, perusahaan dituntut melakukan transformasi ketika menghadapi tantangan usaha yang besar, baik bisnis saat ini maupun untuk mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang. Transformasi korporasi dikenal sebagai transformasi bisnis. Transformasi bisnis adalah perubahan kemampuan usaha yang sangat besar, mengalihkan kemampuan usaha sekarang ke kemampuan masa depan dengan peningkatan kapabilitas usaha yang signifikan sehingga menghasilkan nilai usaha yang besar dan pertumbuhan yang berkesinambungan.
Terdapat lima jenis transformasi bisnis, yakni transformasi proses bisnis, teknologi, organisasi, manajemen, dan budaya. Pemilihan jenis transformasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan ketersediaan sumber daya. Pelaksanaannya bisa diprioritaskan berdasarkan urgensi, dilakukan secara paralel, atau diujicobakan dalam skala kecil terlebih dahulu.
Saya sebagai pelaku transformasi bisnis Telkomsel pada tahun 2000-2004, telah berhasil melakukan transformasi manajemen dan teknologi, yakni membangun model bisnis penyediaan kapasitas jaringan telekomunikasi selular dengan konsep “invest ahead of growth”, yakni model bisnis strategic partnership dengan 4 vendor infrastruktur jaringan telekomunikasi selular. Vendor diminta membangun kapasitas jaringan untuk keperluan 18 bulan ke depan, mereka dibayar setelah pelanggan menduduki dan menggunakan jaringan selular. Hasilnya sungguh luar biasa, harga investasi jaringan turun sekitar 40% dan jumlah pelanggan serta pendapatan usaha meningkat secara berarti mulai dari tahun 2004. Keberhasilan ini telah menjadi case study business di Stanford Graduate School of Business tahun 2003 dan diseminarkan di Kementerian BUMN.
TRANSFORMASI DIGITAL
Kehadiran teknologi internet telah membawa perubahan yang berarti dalam kegiatan individu, korporasi maupun pemerintahan. Kehadiran teknologi ini telah mendorong lahirnya perusahaan rintisan (start-up) di berbagai bidang dan perubahan yang berarti atau transformasi bisnis bagi perusahaan tradisional atau legacy business.
Transformasi digital adalah tentang memanfaatkan teknologi digital untuk menata ulang struktur, proses, dan strategi organisasi secara lengkap. Ini bukan hanya menggunakan alat digital atau mengubah aset fisik menjadi aset digital – ini adalah tentang mengubah secara mendasar cara organisasi beroperasi dan memberikan nilai.
Perusahaan legacy telah mengalami disrupsi oleh perusahaan start-up, mereka bangkit dengan melakukan transformasi digital untuk meningkatkan kemampuan usaha secara berarti, baik dengan me-leverage bisnis legacy maupun dengan mengembangkan usaha baru pada saat yang bersamaan. Leverage bisnis legacy dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk atau layanan secara berarti, meningkatkan kemampuan produksi, efisiensi biaya produksi atau hantaran layanan (service delivery), sehingga menghasilkan peningkatan daya saing secara berarti, yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Pada saat yang bersamaan, perusahaan legacy mengembangkan inovasi produk, layanan atau solusi bisnis baru, yang akan menjadi sumber pendapatan usaha di masa yang akan datang. Perusahaan legacy melakukan peningkatan kapabilitasnya secara berarti, sehingga mampu menjalankan kedua mesin pertumbuhan usaha tersebut secara bersama-sama.
Bagaimana melakukan transformasi bisnis atau transformasi digital secara efektif dan efisien?
Nantikan buku karya e2Consulting yang berjudul : “Understanding Digital Transformation: Building an Integrated concept and making it a reality for great companies and organizations”.