e2consulting.co.id – Kemajuan teknologi digital yang didukung oleh jaringan Internet broadband serta devices (smartphone, tablet, komputer, wearable dan sensor IoT) telah mendorong munculnya jutaan aplikasi yang memenuhi berbagai kebutuhan gaya hidup pribadi, komunitas dan perusahaan. Hal ini telah mendorong gaya hidup manusia menjadi sangat tergantung kepada gadget. Dompet boleh ketinggalan di rumah, tetapi gadget tidak boleh ketinggalan. Kita harus senantiasa online. Perubahan gaya hidup ini memiliki sisi positip dan negatif. Sisi positipnya, gadget berfungsi untuk mengakses informasi yang diperlukan untuk berbisnis, belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, sebagai media hiburan, serta sebagai sarana komunikasi untuk mempererat hubungan dengan keluarga dan sahabat. Namun sisi negatifnya, penggunaan gadget yang berlebihan, menyebabkan komunikasi antar sesama anggota keluarga menjadi renggang karena kesibukan anggota keluarga bermain gadget. Istilahnya, mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Demikian pula, beredarnya informasi yang bersifat hoax dan informasi yang dapat memecah kesatuan bangsa dan negara.
Gadget menyediakan berbagai layanan yang sangat beragam, antara lain media sosial, akses ke hiburan, pendidikan dan pengetahuan, korespondensi dan pertukaran data bisnis, pasar jual beli e-commerce, system pembayaran dan pengiriman uang, serta berbagai layanan pribadi, komunitas dan perusahaan.
Sebagai pengguna media sosial, kita sibuk menggunakan gadget untuk bertelepon gratis atau berbayar, melakukan chatting, posting di Facebook, Instagram, Twitter dan aplikasi lainnya. Bagi para professional, media social seperti LinkedIn digunakan untuk memperlihatkan status profesionalisme dan posting tentang kompetensi serta pekerjaan yang berhubungan dengan profesinya. Bagi sebagian orang, pekerjaan chatting ini sungguh mengasyikkan, saling menanggapi, sehingga sering lupa dengan tugas dan pekerjaannya.
Gadget digunakan juga sebagai sarana hiburan untuk menonton video, mendengar musik dan main games. Ditempat-tempat terpencil, pendudukan jaringan Operator selular tinggi, karena disana hiburan kurang, sehingga masyarakat banyak menggunakan gadget sebagai sarana hiburan. Generasi millennial dan Z sudah jarang menonton TV, mereka lebih banyak menonton Youtube atau melakukan video streaming.
Namun gadget juga digunakan untuk hal-hal produktif seperti untuk belajar (e-learning), menambah wawasan, pengetahuan, berita terkini, jurnal ilmiah dan whitepaper bisnis & teknologi. Demikian pula gadget digunakan untuk bekerja di dalam maupun diluar kantor (BYOD, bring your owned device), dan mempromosikan diri di media sosial professional LinkedIn.
Di bidang e-Commerce dan alat bayar, gadget merupakan alat transaksi untuk jual beli barang dan atau jasa, sebagai alat bayar dan mengirim uang. Dalam hal ini gadget kita berfungsi sebagai dompet yang membayar berbagai kebutuhan. Kita harus mengisi dompet tersebut setiap saat. Pertanyaannya, dari mana uangnya untuk mengisi dompet tersebut terus menerus? Mungkinkah dompet itu di isi dari sumber pendapatan yang lain?
Bagi sebagian orang yang cerdik, gadget digunakan sebagai alat jualan berbagai produk dan jasa. Pemilik barang dan atau jasa melakukan jualan melalui berbagai kanal penjualan, baik melalui toko (offline), maupun online melalui web-based (computer) dan atau apps based (gadget). Penjualan online ini sudah makin menjamur, adakalanya melebihi penjualan offline di toko, karena mampu menjangkau pelanggan ke seluruh dunia.
Untuk meningkatkan penjualan, penyedia barang dan jasa melakukan strategi marketing yang jitu. Mereka melakukan penjualan dengan berbagai gimmick, misalnya dengan teaser gratis untuk 1 bulan, tetapi bulan kedua dan seterusnya sudah berbayar, dan kartu kredit kita sudah di debet. Ada pula dengan metoda pembelian murah, discount, ataupun cash-back.
Sebagai target pasar, kita disuguhi berbagai produk dan layanan yang berasal dari produsen atau penyedia jasa atau dari penyedia layanan aplikasi. Pelaku start-up membangun aplikasi, dengan merancang keperluan pribadi, komunitas dan perusahaan. Mereka membuat ecosystem bisnis yang menghimpun pelanggan, penyedia barang dan jasa, penyedia jasa penghantaran dan system pembayaran dalam sebuah platform digital. Kita sebagai pemilik gadget, di dekati tim marketing dan sales, agar kita mengunduh aplikasi mereka serta melakukan transaksi bisnis. Sebagian pelaku start-up sudah berkembang maju, ada yang sudah menyandang status unicorn atau decacorn. Perusahaan start-up disebut unicorn apabila sudah memiliki nilai perusahaan 1 milyard US dollar dan decacorn memiliki nilai 10 milyard US dollar. Namun demikian, banyak juga pelaku start-up yang gagal. Ada jutaan aplikasi di dunia ini, bagaimana supaya diunduh pelanggan dan digunakan setiap hari? Inilah perjuangan para start-up yang berdarah-darah.
Dengan makin bertambahnya jumlah pelanggan dan transaksi bisnis, para pelaku start-up merambah bisnisnya ke berbagai bidang. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Mereka mudah berkembang karena brand-nya sudah kuat, eco-system bisnisnya sudah besar dan berjalan efektif, jumlah pelanggan sudah banyak, demikian pula penjual barang dan jasa sangat tertarik untuk bergabung, serta didukung pula oleh manajemen usaha yang handal. Mereka disebut sebagai super apps yang menggandeng puluhan ribu penyedia barang dan jasa, bahkan yang berasal dari luar negeri. Super apps senantiasa mencari investor untuk membiaya promosi, cash-back atau istilah lainnya bakar-bakar uang, untuk mendapatkan jumlah pelanggan yang lebih besar lagi dan volume trafik yang tinggi dalam waktu singkat. Pemilik super apps meningkatkan nilai perusahaannya dengan memberikan prospek pertumbuhan usaha yang sangat menjanjikan di masa depan. Hal ini akan menarik investor baru atau lama untuk menggelontorkan uangnya dalam angka ratusan juta US dollar hingga miliar US dollar.
Operator Jasa Telekomunikasi juga menikmati keuntungan dari kegiatan kita bermain gadget. Pendapatan usaha yang tadinya berasal dari jasa telepon dan SMS kini sudah didominasi oleh pendapatan layanan data. Kebutuhan kuota data per pelanggan di masa lalu hanya dalam ukuran ratusan Megabyte per bulan, dengan cepat berkembang hingga diatas 2 Gigabyte per bulan. Pengiriman dan pengunduhan foto, video, game, dan streaming video menyebabkan kuota data terkuras cepat. Seseorang yang posting foto dan video akan menyebabkan teman-teman group membukanya, kemudian mereka memforward ke group lain dan seterusnya sehingga membebani jaringan Internet lebih berat, namun hal ini menjadi pendapatan bagi Operator Telekomunikasi.
Penyedia devices seperti smartphone, weareable devices, dan IoT sensor juga menikmati keuntungan dari kita. Mereka setiap tahun meluncurkan produk-produk terbaru dengan fitur yang lebih canggih dan menyasar berbagai segmen masyarakat. Hal ini mendorong kita untuk mengganti smartphone setiap tahun.
Kembali kepada kita sekarang, bagaimana kita menggunakan gadget tersebut untuk memberikan nilai tambah bagi kehidupan kita. Saya menyarankan agar anda :
- Mengunduh dan menggunakan aplikasi yang benar-benar diperlukan saja. Hal ini supaya gadget anda tidak lelet dan waktu anda tidak tersita untuk membuka aplikasi yang tidak diperlukan saat ini.
- Membuka dan mengirim gambar dan video secara selektif dan secara rutin menghapus atau memindahkan file dari gadget. Anda perlu melatih indra untuk menduga kiriman foto mana yang perlu dibuka, dan juga anda harus bijak pada saat meng-upload foto dan video, supaya tidak membebani teman-teman dan keluargamu.
- Mengisi nilai saldo dalam rekening virtual account secukupnya saja. Anda harus bijak dalam mengeluarkan uang dan menempatkan dalam virtual account secukupnya saja. Alasannya, uang anda tidak berbunga dan belum ada jaminan uang anda tidak hilang. Untuk itu, lakukan top-up sesuai dengan rencana belanja atau kebutuhan mingguan atau bulanan.
- Mencari peluang pendapatan, misalnya menjadi blogger, Youtuber, re-seller dari produk atau jasa lainnya, serta menjual produk dan atau layanan yang bersifat unik.
- Menggunakan gadget sebagai alat belajar untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Kita harus menyisihkan waktu untuk belajar meningkatkan kompetensi kita, menambah wawasan baru dan meningkatkan nilai spiritual, menjaga lingkungan hidup, tanggungjawab kepada masyarakat, bangsa dan negara. Semua hal tersebut dapat dipelajari di Internet.
Jadilah pengguna gadget yang bijaksana. Mari kita mulai dari kita sendiri untuk kita tularkan kepada teman-teman, keluarga dan komunitas kita![lumumba]