E2Consulting.co.id – Teknologi digital yang berkembang sangat pesat telah merubah peran manusia dalam bekerja. Kehadiran robot dalam pekerjaan rutin dan atau berisiko tinggi, menjadi solusi yang sangat tepat untuk meningkatkan produktivitas dan mutu kerja, meningkatkan efisiensi biaya serta mengurangi risiko insiden di lokasi-lokasi kerja berbahaya. Demikian pula kehadiran software aplikasi, telah menciptakan transaksi antara manusia dengan mesin yang bersifat online, sehingga mengurangi tenaga kerja manusia. Petugas pintu jalan toll telah digantikan oleh gerbang elektronik, pekerja di mall dan department store telah berkurang karena mall dan department store banyak yang tutup, sebab masyarakat beralih ke belanja online. Di bidang perkantoran, pekerjaan yang bersifat administratif semakin berkurang. Misalnya, fungsi sekretaris, administrasi keuangan dan SDM, sudah digantikan oleh aplikasi dan mesin atau di outsourcing ke perusahaan lain. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi SDM bangsa Indonesia, yang saat ini masih bekerja secara padat karya.

Namun sebaliknya, terdapat sejumlah pekerjaan baru yang muncul sehubungan dengan aplikasi teknologi digital.  Misalnya, pengemudi ojek online, pengembangan software aplikasi, data analytics, pembuatan animasi, konten Youtube, jualan online (e-commerce), event organizer dan lain-lain. Kedepan akan muncul sejumlah pekerjaan baru dan sebaliknya, sejumlah pekerjaan yang ada saat ini akan hilang. Hal inilah yang perlu diantisipasi pemerintah, pemilik usaha, maupun setiap individu, agar adaptif dalam menghadapi perubahan tersebut.

Teknologi digital berkembang sangat dasyat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Berbagai teknologi yang dihasilkan akan merubah peradaban dunia, diantaranya teknologi telekomunikasi 4G/5G, Smartphone, Internet of Things (IoT), Artificial Intelligent (AI), Machines Learning, Augmented Reality (AR)/Virtual Reality (VR), 3-D printing, robot, Electrical Vehicles dan  Autonomous Vehicles. Demikian pula aplikasi teknologi digital berkembang sangat cepat seperti blockchain, bitcoin, ride hailing, room sharing, healthcare, digital payment, Insurtech, dan logistics. Berbagai definisi aplikasi teknologi digital seperti Industry 4.0, digital twins, dan smartcity, akan menjadi landasan bagi pelaku industri dan pemerintah dalam mengembangkan usaha dan pengelolaan kota.

Pengembangan teknologi digital dan aplikasinya sangat tergantung kepada kesiapan SDM. Kesiapan SDM dalam memenuhi tuntutan pekerjaan harus diantisipasi pemerintah dan pelaku usaha. Dengan adanya mekanisasi pekerjaan, manusia harus berbagi pekerjaan dengan robot. Robot akan bekerja untuk hal-hal yang bersifat mekanik, software aplikasi akan  menjalankan pekerjaan yang bersifat rutin dan mengolah data menjadi informasi. Manusia bekerja untuk hal-hal yang bersifat strategis, antara lain merancang dan mengawasi pekerjaan robot dan aplikasi,  menciptakan inovasi atau metoda kerja baru serta mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan kreativitas dan perasaan.

Setiap individu dituntut untuk mampu berdaptasi, yakni dengan mengembangkan kompetensinya. Hal ini berupa kompetensi teknis (technical skills) dan non teknis (soft-skills). Technical skills diperoleh melalui pendidikan vocation, pelatihan, dan program sertifikasi teknis. Namun, yang sering ketinggalan adalah pengembangan soft-skills yang sangat terbatas diajarkan dan dilatih di perguruan tinggi.

Sebagai lulusan perguruan tinggi atau sekolah menengah kejuruan, apakah anda akan menjadi entrepreneur yang membangun usaha start-up, atau menjadi pengusaha muda atau menjadi karyawan perusahaan? Semuanya membutuhkan kompetensi soft-skills disamping technical skills. Soft-skills yang dibutuhkan dalam era digital antara lain adalah agility, self learning, leadership dan collaboration. Setiap individu dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki latar belakang yang beragam, menjadi pembelajar terhadap hal-hal baru dan mampu menerapkan pengetahuan serta  ketrampilannya dalam bekerjasama yang bersifat kolaboratif.

Sebagai entrepreneur yang membangun usaha start-up, anda mungkin memiliki keahlian teknis dalam menciptakan atau mengembangkan produk atau layanan tertentu. Untuk menjadikannya bisnis yang bertumbuh dan berkembang, anda membutuhkan keahlian teknis lain seperti marketing, keuangan, pelayanan dan manajemen SDM. Keahlian tersebut dapat diperoleh dengan merekrut tenaga ahli di masing-masing keilmuan, namun sebagai start-up anda dapat juga mempelajari keilmuan tersebut dalam hal  yang lebih umum. Anda membutuhkan soft-skills dalam bidang leadership dan collaboration, agar mampu menggerakkan roda usaha secara efektif dan efisien.

Sebagai karyawan, anda harus mendemonstrasikan ketrampilan soft-skills, antara lain cepat berdaptasi dengan lingkungan pekerjaan, berupaya menjadi karyawan teladan (role model), memahami tujuan perusahaan dan berkontribusi nyata terhadap pencapaiannya serta memiliki nilai-nilai pribadi yang berkembang. Anda harus menjadi pembelajar secara terus menerus.  Berbagai tantangan yang dihadap seperti kompetisi antar karyawan yang makin ketat, kemungkinan perusahaan untuk merekrut karyawan dari luar perusahaan yang menyebabkan posisi jabatan anda tidak aman untuk selamanya serta keusangan pengetahuan dan ketrampilan karena munculnya teknologi baru. Anda jangan berpuas diri dengan performansi kerja anda dimasa lalu atau masa kini. Anda akan tetap dipakai perusahaan apabila anda adaptif terhadap lingkungan perubahan bisnis perusahaan, memahami perkembangan teknologi terkini, dan selalu inovatif dalam mengembangkan layanan perusahaan.

Untuk itu, anda harus lincah (agile), tanggap terhadap situasi, mempelajari disrupsi bisnis apa yang mungkin melanda perusahaan, dan bagaimana perusahaan harus melakukan disrupsi bisnis atau masuk ke layanan nilai tambah pelanggan. Pelayanan pelanggan hari ini mungkin sudah memuaskan, tetapi anda harus memahami bisnis pelanggan anda, apa yang menjadi hambatannya saat ini dan kemana mereka akan melangkah. Anda harus pro-aktif memberikan saran dan dukungan bagi mereka. Perusahaan kita harus tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan perusahaan pelanggan.

Saat ini berkembang trend perusahaan bertransformasi menjadi digital company, demi untuk meningkatkan daya juang dipasar dan nilai ekonomi perusahaan. Perusahaan yang bertransformasi menjadi digital company, perlu mengembangkan kapabilitas usahanya melalui SDM yang unggul, proses bisnis yang ramping dan lincah serta dengan pemanfaatan tools atau teknologi secara efektif. SDM perusahaan merupakan faktor utama yang harus dikembangkan, karena SDM merupakan faktor pembeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain, atau SDM merupakan competitive advantage dari sebuah perusahaan. SDM merupakan asset perusahaan yang akan mengembangkan perusahaan kedepan, namun SDM dapat pula menjadi beban perusahaan apabila karyawan tersebut tidak memberikan performansi kerja yang sebanding dengan gaji atau remunerasi yang diterimanya.

Manajemen SDM suatu perusahaan harus tanggap dan pro-aktif dalam membina dan mengembangkan potensi karyawan. Hal ini dilakukan secara bersama-sama dengan atasan langsung karyawan tersebut. Keterikatan karyawan terhadap perusahaan (employee engagement) yang tinggi merupakan harapan  dari pimpinan perusahaan dan dari karyawan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan coaching dan mentoring terhadap karyawan secara berkesinambungan, untuk membicarakan performansi, motivasi, hambatan kerja, harapan masa depan, pengembangan kepemimpinan dan wawasan masa depan, sehingga karyawan senantiasa termotivasi dan memiliki harapan masa depan yang jelas di perusahaan tersebut.

Sebagai pemimpin usaha start-up, pelaku UMKM, manajer atau pimpinan unit bisnis di perusahaan, anda harus mengembangkan kompetensi karyawan anda untuk mampu berkompetisi di era bisnis digital. Anda perlu menginvestasikan SDM melalui pelatihan, self-learning, melakukan coaching dan mentoring serta mendorong mereka untuk berkembang ke dunia yang lebih luas, sehingga perusahaan akan memunculkan talenta-talenta unggul yang mampu bersaing dengan SDM yang berasal dari luar negeri.

Bisnis digital memerlukan kompetensi teknis yang sangat beragam. Indonesia memerlukan keahlian dalam teknologi 5G, data analytics, content development, programming, e-commerce, customer experience management, business modelling, marketing dan sales, Network & IT,  dan berbagai ilmu lainnya, termasuk ilmu sosial. Mari kita bangun SDM bangsa Indonesia, dengan menggelorakan semangat belajar dan menguasai digital bisnis, teknologi dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia. [lumumba]