e2consulting.co.id – Penggunaan robot dan Artificial Intelligent (AI) dalam kehidupan sehari-hari semakin nyata. Kita sering melihat penggunaan robot dalam berbagai kegiatan, baik di pabrik, di lapangan, gudang, restoran dan di rumah. Selama pandemi Covid-19, kita melihat penggunaan robot yang melayani pasien positif Covid-19 dan atau membersihkan lingkungan rumah sakit. Perkembangan robot semakin canggih antara lain memiliki gerakan yang luwes, mampu berkomunikasi dan memiliki inteligensia buatan yang tinggi. Robot sudah mampu merespons atau bertindak terhadap pengaruh eksternal yang dirasakannya. Demikian pula dalam hal berkomunikasi, robot telah mampu berdialog dengan manusia atau dengan sesama robot. Kemampuan berfikir atau menganalisis-nya pun semakin hebat, bahkan telah mampu mengalahkan juara dunia dalam bermain catur. Semua hal ini dapat dilakukan karena robot diperlengkapi dengan teknologi sensor IoT, Video Camera multi angle, Voice recoqnition, Data Analytics, Machine Learning (AI) dan Artificial Intelligent (AI) yang bekerja secara terpadu. Dengan aplikasi ML dan AI, robot mempelajari situasi disekitarnya dan senantiasa mengingat kepada pengalaman masa lalu, selanjutnya melakukan analisis serta mengambil tindakan terbaik. Berbekal pengalaman yang dialaminya, robot belajar sehingga mampu memberikan respons yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Kecerdasan robot dirancang untuk membantu manusia bekerja agar lebih mudah dan nyaman, khususnya untuk pekerjaan berulang dan membosankan serta pekerjaan yang berisiko tinggi. Robot dapat menjadi teman namun bisa juga jadi musuh manusia. Sebagai teman, robot membantu manusia dalam membersihkan rumah, sebagai asisiten pribadi, mengantar makanan di restoran dan menjaga keamanan lingkungan. Sementara penggunaan robot dalam industri membantu perusahaan untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih produktif, kualitas lebih baik dan harga produk yang lebih murah.

Pengembangan robot bermacam-macam sesuai dengan keperluannya, seperti robot untuk industri, di ruang angkasa, drone, disaster response, entertainment, education, consumer, humanoid , militer, self driving cars, penggunaan dibawah laut dan telepresent. Setiap jenis robot memiliki keuunggulan, misalnya dalam hal gerak mekanis yang kokoh, mampu melangkah atau meloncat tanpa terjatuh atau memiliki lengan-lengan yang dapat berputar dengan berbagai gerakan. Robot humanoid mampu berjalan dan bergerak seperti manusia, memiliki kemampuan berkomunikasi verbal serta berfikir. Self-driving cars adalah kendaraan tanpa pengemudi, yang diperlengkapi dengan berbagai sensor lingkungan perjalanan dan sarana komunikasi dengan sesama kendaraan dan dengan manusia, sehingga kendaraan mampu melaju ke tujuan dengan nyaman dan menyenangkan. Sementara drone adalah pesawat udara nir-awak yang digunakan untuk berbagai keperluan pertahanan dan keamanan, sarana operasi di sektor industri dan jasa penghantaran (last-mile delivery) pada logistics system.

Salah satu robot yang menjadi bahasan kita adalah robot industri, yang telah menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Industry 4.0 menggunakan robot sebagai sarana kerja di pabrik atau lapangan. Robot dirancang bekerja secara harmoni untuk menghasilkan jumlah produksi yang lebih banyak, kualitas yang lebih baik dan bisa dikustomisasi sesuai pesanan khusus. Setiap robot diprogram sedemikian rupa untuk menjalankan tugasnya masing-masing, mereka berkomunikasi satu sama lain untuk menyamakan irama pekerjaan sehingga sinkron dan menghasilkan produk yang berkualitas dan lebih cepat. Robot mampu bekerja 24 jam sehari, tidak perlu cuti, cukup dengan maintenance rutin saja, dan tidak pernah demo atau menuntut kenaikan gaji. Namun robot telah mengambil alih tugas pekerja pabrik (blue collars), sehingga mereka berpotensi kehilangan pekerjaan di pabrik atau lapangan. Pekerjaan rutin dan berulang dapat dilakukan robot dengan sempurna, sehingga tenaga manusia hanya dibutuhkan pada daerah kerja yang sulit dijangkau robot dan pekerjaan yang membutuhkan sentuhan seni. Tenaga kerja manusia dialihkan ke bidang yang bersifat strategis seperti merancang kerja pabrik, mengawasi dan menghendalikan hasil kerja robot serta melakukan maintenance robot.

Robot juga dirancang untuk membantu manusia bekerja di tempat berbahaya, misalnya membantu polisi/tentara melacak penjahat atau teroris, sarana berperang, eksploitasi di laut dalam, tambang dibawah tanah dan daerah yang terkontaminasi polusi udara atau gas beracun. Demikian juga robot digunakan untuk membantu dokter untuk melakukan operasi di dalam tubuh manusia, dengan hasil yang lebih baik dan lebih teliti.

Kita masih ingat pada tahun 1990-an, ketika mesin ATM telah menggantikan fungsi teller di bank dan pada tahun 2010-an petugas jalan tol digantikan GTO (Gerbang Tol Otomatis). Pengalihan kerja manusia ke mesin akan terus meningkat sehubungan dengan adanya robot dan aplikasi Artificial Intelligent (AI). Aplikasi AI akan mengambil alih pekerjaan white collar di kantor, seperti analis, karena AI mampu melakukan analisis mendalam dan berdasarkan historis hingga memberikan prediksi ke masa depan, dalam waktu singkat. Aplikasi Big data dan AI akan menyebabkan profesi akuntan, pengacara, pegawai bank dan profesi lainnya akan digantikan oleh mesin dimasa mendatang.

Robot dan AI telah menjadi ancaman yang serius bagi peradaban manusia. Tenaga kerja blue collars di pabrik atau lapangan dengan jumlah yang sangat besar telah terancam kelangsungan hidupnya di masa depan, demikian pula dengan sebagian tenaga kerja kantoran white collars. Perlu dibangun kolaborasi antar manusia dan robot untuk menghasilkan keseimbangan antara tujuan usaha yang optimal dan kesejahteraan serta kelangsungan hidup manusia jangka panjang. Perlu dirancang kembali lapangan kerja bagi manusia yang bekerja di industri, dimana jumlahnya sangat banyak saat ini. Konsep peningkatan kompetensi SDM di era Industry 4.0 sudah digaungkan agar karyawan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja masa depan, dengan melalui program re-skilling atau up-skilling. Namun diperkirakan tidak semua pekerja blue-collars dan white collars dapat ditingkatkan kompetensinya karena faktor usia dan kemampuan untuk menyerap pengetahuan serta ketrampilan baru. Penggunaan robot untuk industri hendaknya digunakan secara bertahap, misalnya dimulai di industri yang berisiko tinggi dan industri unggulan Indonesia yang bersaing di tingkat global. Sementara untuk kegiatan yang bersifat padat karya, seperti pabrik rokok, garmen, sepatu dan lain-lain, penggunaan robot untuk sementara dibatasi.

Generasi millennial dan Z akan merasakan kehadiran robot dilingkungan kerjanya dan mereka akan berhadapan dengan perkembangan teknologi digital yang sangat dasyat. Mereka harus meningkatkan kompetensi digitalnya, mulai memahami peran robot dan AI dalam bekerja, serta berbagi peran untuk meningkatkan nilai kompetitif perusahaan. Perlu dipersiapkan mental atau budaya baru yang membuat manusia mampu berkolaborasi dengan robot atau mesin secara efektif. Semoga teknologi robot dan AI tidak menyebabkan tenaga kerja Indonesia semakin terpuruk, tetapi muncul sebagai pengendali teknologi yang bijak!