e2consulting.co.id – Apa yang pertama kali kita ingat ketika menyebut nama Elon Musk? Ada yang menyebut Tesla dan ada juga yang menyebut Space-X. Semuanya benar karena beliau adalah CEO kedua perusahaan tersebut. Elon Musk lahir di Pretoria Afrika Selatan tahun 1971 dan lulus dibidang fisika dan ekonomi dari Universitas Pennsylvania pada tahun 1997. Pada tahun 1995, sebelum lulus kuliah, dia bersama adiknya Kimbal mendirikan perusahaan start-up Zip2, yang memasok layanan peta dan business directories kepada suratkabar online. Dalam perjalanan waktu, Zip2 dibeli Compaq seharga USD 341 juta, dimana Elon Musk mendapat bagian sebesar USD 22 juta. Dengan uang tersebut Elon Musk mendirikan X.com pada tahun 1999, sebuah perusahaan online banking, dengan suntikan modal sebesar USD 10 juta. Setahun kemudian X.com merger dengan Confinity, dengan nama baru Paypal. Dia menjadi CEO pertama, namun tidak berlangsung lama karena berseteru dengan co-founder Peter Thiel. Elon Musk dipecat dari CEO dan digantikan Peter Thiel pada akhir tahun 2000. Singkat cerita Paypal dibeli e-Bay pada akhir tahun 2002 seharga USD 1,5 miliar. Elon Musk sebagai pemegang saham individu terbesar memperoleh bagian sebesar USD 165 juta. Pada awal tahun 2002, Elon Musk sudah mendirikan perusahaan Space Exploration Technologies, atau Space-X. Dengan modal USD 100 juta, yang diperoleh dari penjualan saham Paypal, Space-X mengembangkan roket peluncur ke ruang angkasa. Tujuannya adalah membuat roket peluncur pesawat ke ruang angkasa dengan biaya murah dan jangka panjang menerbangkan manusia ke planet Mars dengan harga yang terjangkau, sehingga kelak Mars bisa dihuni manusia.

Mobil listrik Tesla bermula dari pemikiran dari Martin Ebenhard dan Marc Tarpeninning, yang memadukan keahlian electrical engineer dan computer science untuk menghasilkan mobil listrik yang setara dengan mobil bermesin. Pada tahun 2004, Elon Musk bergabung dengan Tesla Motor dengan menyuntikkan modal sebesar USD 70 juta sehingga dia menjadi co-founder bersama Martin Ebenhard. Mobil listrik pertama Roadster lahir pada tahun 2006 dan produksi massal mulai pada tahun 2008. Krisis Subprime mortgage tahun 2008 menyebabkan Tesla mengalami krisis keuangan dan hampir bangkrut. Elon Musk menyuntikkan modal dari koceknya sebesar USD 40 juta dan pinjaman perusahaan sebesar USD 40 juta. Krisis finansial yang melanda US dan seluruh dunia menyebabkan Elon Musk nyaris hancur. Tesla terus menerus mengalami kerugian dan Space-X gagal dalam peluncuran roket Falcon1. Pada tahun 2009, Elon Musk hidup dari pinjaman uang untuk bertahan hidup. Namun sekitar Natal 2008, Elon Musk mendapat dua kabar baik, Space-X mendapat kontrak dari NASA sebesar USD 1,5 miliar untuk mengangkut pasokan ke luar angkasa dan Tesla mendapat investor baru dari luar seperti Daimler dan Toyota serta mendapat pinjaman dari Departemen Energi US sebesar USD 465 juta. Pada bulan Juni 2010, Tesla go-public atau IPO (Initial Public Offering) dan berhasil mengumpulkan dana dari Nasdaq sebesar USD 226 juta. Tesla satu-satunya perusahaan pabrik mobil yang pertama go-public setelah Ford pada tahun 1956. Demikian pula Space-X terus mengalami kemajuan. Sampai dengan akhir tahun 2015, Space-X telah 24 kali memasok kebutuhan ISS (International Space Station) di luar angkasa dan berhasil mencatat sejumlah prestasi. Pada tahun 2016, Space-X Falcon 9 berhasil meluncurkan wahana ke luar angkasa dan roketnya mendarat di laut untuk digunakan kembali secara berulang.

Pengembangan ide bisnis Elon Musk terus berjalan. Salah satu bisnis yang dia kembangkan adalah renewable energy. Matahari merupakan sumber energi masa depan yang dapat dieksploitasi tanpa habis-habisnya. Berdasarkan pengalaman dalam membuat batere Lithium Ion pada mobil listrik, dia mulai membuat batere penyimpan energi untuk keperluan rumah, kantor, apartemen dan pabrik, maupun untuk disalurkan ke perusahaan listrik. Giga-factory dibangun di gurun Nevada untuk memproduksi batere Powerwalls, Powerpacks dan mobil listrik. Untuk melengkapi ekosistem energi terbarukan, maka pada tahun 2015, Elon Musk membeli perusahaan Solar City yang bergerak dibidang pemasangan solar cell di rumah-rumah, seharga USD 2,6 miliar. Solar City dipersiapkan untuk memproduksi dan memasang solar cell di atap rumah-rumah serta diperlengkapi dengan batere Power Walls atau Powerpacks, sehingga rumah-rumah cukup mandiri dalam pengadaan listrik, tinggal sedikit bergantung ke perusahaan listrik. Demikian pula pengeluaran biaya listrik akan menjadi lebih murah untuk jangka panjang. Dan yang terbaru adalah pendirian layanan Tesla Energy Plan yang memasok listrik bagi rumah-rumah, dengan konsep Virtual Power Plan. Layanan ini sudah diluncurkan di UK dengan tarif flat dan harganya jauh lebih murah dari pemasok listrik konvensional. Kedepan Tesla Energy akan menggantikan pembangkit listrik konvensional dengan energi terbarukan di seluruh dunia.

Mimpi Elon Musk terus berkembang seiring dengan pengalamannya dilapangan, antara lain pengalaman menghadapi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar. Dia merancang kendaraan Hyperloop sebagai sarana transportasi umum yang mampu menghantarkan penumpang dari Los Angeles ke San Fransisco hanya dalam waktu 30 menit. Namun pengembangan Hyperloop ini menjadi tidak jelas, rencananya digantikan dengan pembuatan dua terowongan kecil sebagai jalan untuk menghantarkan orang melaju dalam mobil otonom Tesla. Untuk menunjang aktivitas tersebut, Elon Musk mendirikan The Boring Company (TBC) pada tahun 2016. Misi dari perusahaan ini adalah menggali jaringan bawah tanah disekitar kota besar untuk high speed transportation atau jalan bebas hambatan.

Elon Musk juga mengembangkan bisnisnya di bidang layanan Broadband Internet, dengan menempatkan satelit di orbit rendah (low orbit). Rencananya, akan ditempatkan ribuan satelit di low orbit sehingga coverage-nya akan menjangkau seluruh permukaan bumi, dengan kapasitas bandwidth-nya sekitar 1 Gbps, cukup untuk melayani Internet di daerah terpencil. Transmisi satelit ini memiliki latency yang cukup singkat, karena penempatan satelit berada pada jarak 500 sd 1150 km dari permukaan bumi. Dua satelit Starlink telah diluncurkan pada tahun 2018 dan hingga bulan Agustus 2020 telah mendekati angka 600 satelit. Sistem akan difungsikan setelah mencapai 800 satelit di ruang angkasa. Space-X telah mendapat persetujuan dari FCC US untuk menempatkan 4.800 satelit di ruang angkasa dan 2.400 diantaranya harus beroperasi pada tahun 2024, namun Space-X hanya menyanggupi 1600 satelit saja.

Sementara itu, pada akhir tahun 2015, Elon Musk menjadi co-founder dari OpenAI, suatu perusahaan nirlaba yang diperuntukkan untuk pengembangan Artificial Intelligent (AI) dan memastikan AI tidak merusak peradaban manusia. Pada tahun 2017, Elon Musk mendirikan perusahaan baru Neuralink, yang bergerak dibidang pembuatan perangkat yang berfungsi membantu otak dalam menggerakkan syaraf sehingga organ tubuh atau syaraf yang rusak dapat berfungsi kembali.

Bagaimana cara Elon Musk mengembangkan bisnisnya, apa strategi yang dilakukan? (bersambung)