e2consulting – Krisis ekonomi yang melanda seluruh dunia karena pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak perusahaan mengalami kerugian besar sehingga ada yang bangkrut atau hampir bangkrut. Berbagai krisis ekonomi telah melanda dunia seperti great depression di US pada tahun 1920-an, recovery ekonomi akibat perang dunia kedua, krisis moneter tahun 1998 di Indonesia dan krisis sub-prime mortgage tahun 2008 di US. Krisis-kris ekonomi tersebut telah menyebabkan ekonomi bertumbuh negatif di satu negara atau beberapa negara. Namun, krisis ekonomi tahun 2020/21 dampaknya luar biasa karena melanda seluruh dunia. Negara-negara berupaya membangkitkan pertumbuhan ekonominya dengan berbagai program stimulus ekonomi. Satu hal yang dilakukan saat ini adalah vaksinasi masyarakat global agar siap beraktivitas kembali, khususnya menjalankan perekonomian di era new normal.

Perusahaan dalam negeri juga mengalami dampak yang berarti akibat dari pandemi Covid-19. Terdapat sejumlah perusahaan yang mampu bertahan, seperti perusahaan yang terkait dengan bidang kesehatan dan pangan, namun lebih banyak perusahaan yang terpuruk karena pasar yang lesu dan daya beli masyarakat yang jauh menurun.

Pelajaran dari setiap krisis adalah harapan akan masa depan yang lebih baik dari saat ini, keterpurukan ekonomi hanya bersifat sesaat (seasonal) dan akan ada waktunya bangkit kembali. Kita berharap agar program vaksinasi berjalan lancar dan sukses sehingga kehidupan masyarakat segera berangsur normal kembali atau menuju new normal. Selama pandemi Covid-19 berlangsung, perusahaan asing pada umumnya bekerja merancang pengembangan usaha untuk segera dijalankan setelah kehidupan new normal. Sementara pengusaha dalam negeri pada umumnya masih bertahan untuk menjalankan bisnis yang ada, setidaknya berupaya agar perusahaan bisa hidup terus.

Perusahaan harus menjalani usahanya dengan mempertahankan bisnis yang ada saat ini dan sekaligus merancang bisnis masa depan. Pengembangan bisnis dilakukan secara organic growth maupun anorganic growth. Pembahasan kita kali ini adalah tentang bisnis organic growth sambil menjalankan bisnis yang ada saat ini.

Ada tiga jenis bisnis organic growth, yakni Investing, Performing dan Creating. Pengembangan bisnis Investing dilakukan terhadap kegiatan usaha eksisting yang masih bertumbuh pesat. Misalnya, menambah pabrik baru atau menambah kapasitas produksi untuk menjangkau pasar yang masih besar. Pengembangan bisnis Performing dilakukan dengan meningkatkan kapabilitas internal perusahaan di bidang core business, misalnya bidang marketing, sales, customer service, operation/production, yang diharapkan mampu meningkatkan revenue atau mengurangi biaya secara berarti. Sementara Creating adalah menciptakan produk atau layanan baru yang berbeda dari produk dan layanan yang ada saat ini, yang dibutuhkan oleh pelanggan eksisting maupun pelanggan baru. Sementara anorganic growth adalah kegiatan pengembangan usaha baru baik dengan membeli perusahaan baru atau melakukan penyertaan saham di perusahaan yang sudah berjalan ataupun perusahaan start-up.

Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, terdapat beberapa industri yang masih bertumbuh cukup pesat seperti perusaahaan farmasi, vitamin, jamu tradisional, peralatan kesehatan, sanitasi dan kebersihan, peralatan olah-raga serta bahan pangan. Perusahaan yang berkecimpung dibidang ini perlu melakukan kegiatan Investing untuk memperbesar kapasitas produksi sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar yang meningkat pesat. Perusahaan yang mengalami dampak berarti dari pandemi Covid-19 dapat melakukan kegiatan Creating yakni mengembangkan usahanya ke bidang baru seperti farmasi, peralatan kesehatan, makanan/minuman, sanitasi dan peralatan olah-raga. Kegiatan Performing dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang masih bertahan di masa pandemi Covid-19 dan melihat bisnis yang ada saat ini masih memiliki prospek masa depan cerah. Misalnya industri dibidang pabrikasi, pertanian/perkebunan, pertambangan dan berbagai jasa yang dibutuhkan masyarakat umum, misalnya hiburan dan asuransi. Perusahaan tersebut perlu memperbaiki proses bisnis yang ada, menggunakan teknologi digital dan mengembangkan kompetensi SDM-nya, sehingga mampu meningkatkan performansi usahanya. Sementara kegiatan Creating dilakukan oleh perusahaan yang melihat bisnis eksisting sudah senja (sunset) sehingga perlu mengembangkan produk dan layanan baru agar perusahaan bisa tumbuh kembali. Kegiatan Creating atau eksplorasi bisnis juga dikembangkan oleh perusahaan start-up. Kegiatan eksplorasi bisnis baru ini memerlukan sumber daya yang sangat besar, mulai dari penelitian atau riset pasar tentang produk atau layanan baru yang diminati masyarakat, penyiapan infrastruktur bisnis, pembuatan proses bisnis baru, pengembangan kompetensi SDM dan persiapan proses operation, marketing, sales dan customer service.

Menggali business opportunities merupakan talenta khusus seseorang entrepreneur yang memiliki sense of business yang kuat atau jeli melihat peluang usaha di pasar. Misalnya, kolonel Sanders melihat pasar ayam goreng yang sangat besar di Kentucky dan US, Steve Jobs melihat pasar smartphone serta Elon Musk melihat pasar mobil listrik yang sangat besar di seluruh dunia. Menurut konsultan Mc.Kinsey, terdapat metodologi tujuh langkah dalam mencari peluang bisnis baru yakni Customer success, Market dynamics, Managed service trends, Policy Alignment, Blue Ocean business, Competitor Analysis dan Future Proven Solution. Langkah pertama untuk menggali peluang bisnis adalah customer success, dimana kita harus memahami apa yang menjadi masalah utama pelanggan dan solusi apa yang kita tawarkan kepada mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian masalah yang ditawarkan harus mencakup solusi jangka panjang (future proven), sehingga pelanggan atau calon pelanggan tertarik membeli dan menggunakan produk/layanan kita. Misalnya, Tesla menawarkan mobil listrik yang ramah lingkungan dengan performansi yang setara dengan mobil bermesin serta dengan harga yang terjangkau.

Kembali kepada perusahaan dalam negeri yang akan memasuki kehidupan ekonomi new normal. Situasi pelanggan sudah berubah, produk atau layanan anda mungkin sudah nggak terlalu dibutuhkan pelanggan. Atau produk atau layanan eksisting masih diperlukan, bahkan harus dikembangkan secara besar-besaran. Dinamika pasar ini perlu direpons dengan melakukan perubahan secara berarti dalam kegiatan usaha, baik dengan pengembangan produk dan layanan baru atau dengan meningkatkan kapabilitas usaha. Perlu kerjasama para pihak untuk mengembangkan produk atau layanan baru dengan berbasis teknologi digital. Peran Pemerintah, KADIN dan asosiasi industri terkait, sangat dibutuhkan dalam membina dan mengembangkan kemampuan para pengusaha. Semoga industri nasional bangkit kembali ditengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung!