e2consulting.co.id – Hampir semua jenis industri mengalami tantangan yang berat saat ini, khususnya untuk meningkatkan revenue, mengurangi Operating Cost, meningkatkan laba usaha dan mampu bersaing di pasar global serta memiliki pertumbuhan yang berkesinambungan (sustainability growth).
Perusahaan start-up telah mendisrupsi perusahaan tradisional yang sudah mapan. Mereka tidak memiliki beban dengan produk atau layanan saat ini, sehingga dengan mudah mereka dapat mendisrupsi pasar dengan produk atau layanan yang lebih menarik dan lebih murah. Tidak ada jalan lain, perusahaan mapan harus bertransformasi ke digital company untuk meningkatkan daya saing, laba dan mempertahankan pelanggannya.
Untuk beralih ke Digital Company, dibutuhkan biaya yang besar untuk membangun ulang infrastruktur bisnis, namun hasilnya tidak bisa terlihat segera. Revenue yang dihasilkan masih kecil karena Business Solution yang dibangun belum dapat dipahami secara cepat oleh pengguna barang atau jasa. Hal ini menyebabkan para pelaku industri atau usaha tidak berani melakukan transformasi digital secara mandiri. Mereka ingin berbagi risiko dengan pihak yang menyediakan Business Solution. Bisnis berbagi risiko yang selama ini hanya dikenal di bisnis digital retail, juga sudah masuk ke sektor industri. Penyedia barang dan jasa bekerjasama dengan pelanggan dan atau dengan penyedia aplikasi bisnis untuk menyediakan solusi business to business (B2B), dengan model bisnis yang membagi keuntungan atau risiko kepada para pihak terkait.
Strategic Partnership (kemitraan strategis) adalah kemitraan bisnis yang melibatkan pembagian sumber daya antara dua atau lebih individu atau perusahaan untuk membantu semua yang terlibat agar berhasil. Kemitraan Strategis biasanya merupakan bisnis yang tidak bersaing dan sering berbagi risiko dan imbalan dari keputusan kedua perusahaan.
Strategic Partnership ibarat tunangan (engagement) antara pria dan wanita yang akan menikah, dimana kedua belah pihak memiliki kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh pasangannya. Yang paling utama dalam Strategic Partnership adalah apa yang ditawarkan oleh para pihak, khususnya Customer Value Proposition, yang membuat keduanya tertarik untuk melakukan kerjasama Partnership. Dalam dunia penerbangan dikenal sebagai Strategic Alliance, yang memanfaatkan code-sharing penerbangan, untuk meningkatkan occupancy dan revenue dari maskapai penerbangan (Airliner).
Dalam mengembangkan Business Solution, para pihak membentuk Strategic Partnership Agreement jangka panjang, yang mencakup pekerjaan pengembangan Business Solution, Project Implementation dan Service Delivery hingga pengelolaan pelanggan (user’s experience).
Para pihak menyepakati model bisnis, antara lain tentang penyedia infrastruktur bisnis, biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, marketing dan sales serta pelayanan kepada pelanggan akhir.
Ecosystem Business to Business (B2B) merupakan sebuah model yang mencakup seluruh aspek bisnis, dari perencanaan Business Solution hingga pelayanan pelanggan. Mengacu kepada konsep pengembangan Industry 4.0 dan model Partnership yang ideal, kami menawarkan pengembangan model bisnis yang diadopsi dari buku Reinvent Your Business Model, How to Seize the White Space for Transformation Growth, yang ditulis Mark W.Johnson, Harvard Business Review Press.
Dalam buku tersebut terdapat 4 kotak yang harus dinilai dari program kerjasama dengan pelanggan, yakni Customer Value Proposition, Profit Formula, Key Process dan Key Resources.
Customer Value Proposition merupakan pekerjaan yang akan dilakukan penyedia barang atau jasa utama di sisi pelanggan, khususnya solusi untuk menyelesaikan masalah utama mereka. Disamping memberikan Business Solution, juga dinilai bagaimana cara menjualnya.
Profit formula merupakan pekerjaan pengkajian kelayakan usaha secara komersil, hal ini mencakup revenue model, cost structure, target unit margin dan resources velocity.
Dimasa lalu, layanan B2B menggunakan model investasi seluruhnya ditanggung penyedia Infrastruktur bisnis dan partner B2B membayar sesuai dengan transaksi pelanggan yang terjadi. Model bisnisnya sederhana, berbasis kepada ROI (return on investment). Revenue modelnya tergantung kepada asumsi parameter bisnis seperti volume dan harga satuan per transaksi.
Dalam digital business ecosystem, peran para pihak dalam mengembangkan bisnis sangat menentukan model bisnisnya. Kegiatan investasi diupayakan seminimal mungkin, diarahkan kepada penyewaan dengan model pay as you use. Penyedia jasa utama diharapkan lebih kreatif mengembangkan model bisnis, agar risiko tidak sepenuhnya ditanggungnya dan para pihak mengambil tanggungjawab yang lebih besar pula serta giat memasarkan Business Solution yang dioperasikan.
Key resources merupakan sumberdaya yang diperlukan untuk mengelola Business Solution yang menguntungkan bagi pelanggan maupun bagi para pihak yang terlibat. Hal ini mencakup SDM, Infrastruktur bisnis, produk, peralatan, informasi, Channel, Partnership, Funding dan Brand.
Dalam evaluasi kerjasama Partnership B2B, key resources utama adalah SDM yang merancang, membangun dan mengoperasikan Business Solution, memastikan kehandalan infrastruktur bisnis, antara lain berupa kehandalan dan kemampuan sistem Cloud Network, Access Network, Devices, Applications dan Data Analytics.
Key process dan aturan bisnis, norma-norma perilaku dan ukuran keberhasilan dibutuhkan untuk memastikan keuntungan dari Business Solution. Hal ini berupa pekerjaan pengkajian kelengkapan proses bisnis, business rules and success metrics, serta behaviour norm.
Lebih jelasnya, titik berat pengkajian proses adalah kelengkapan proses bisnis mulai dari Business Solution Develovment, Service Delivery, Customer Operation, Billing and Business Settlement. Proses kerja harus lincah dan terintegrasi, agar proses service delivery memuaskan, demikian pula proses administrasi, keuangan dan kepatuhan harus berjalan efektif.
Apakah perusahaan anda sedang mempersiapkan diri menjadi digital company, khususnya mengembangkan produk atau jasa baru sebagai andalan untuk sukses di masa depan? Persiapkan kondisi internal perusahaan dengan membangun Strategic Partnership dengan para pihak terkait dan menyusun model bisnis yang menguntungkan para pihak. Dan yang terutama, persiapkan SDM yang memahami digital business, digital technology, business model dan future-leadership.