e2consulting.co.id – Kelesuan perekonomian nasional maupun global akibat pandemi Covid-19 telah menyebabkan ketahanan ekonomi masyarakat menurun. Kegiatan investasi langsung atau melalui perbankan tidak menghasilkan imbalan yang memuaskan sehingga masyarakat mencari alternatif investasi diluar perbankan.

Berbagai produk investasi uang dikembangkan oleh industri perbankan, asuransi dan lembaga non keuangan, yang menghimpun dana masyarakat untuk dikelola agar menghasilkan imbalan yang memadai. Beragam produk di pasar antara lain berupa obligasi, unit-link asuransi, reksadana, saham, pasar mata uang, komoditi hingga investasi langsung di berbagai kegiatan usaha. Banyak warga masyarakat yang tergoda untuk berinvestasi karena besarnya janji imbalan yang akan dihasilkan, tanpa memahami bisnis dan risiko dari kegiatan investasi yang diikutinya. Misalnya, baru-baru ini banyak nasabah asuransi yang merasa kehilangan uangnya karena mengikuti program asuransi yang berbasis unit-link, demikian pula banyak warga yang tertipu oleh berbagai bisnis investasi yang menjanjikan imbalan yang tinggi, namun kenyataannya adalah investasi bodong atau berisiko sangat tinggi.

Berbicara tentang kegiatan investasi, ada paham yang menyatakan, jangan menaruh telor dalam keranjang yang sama. Artinya, jangan melakukan investasi di satu jenis usaha saja, taruhlah di berbagai instrumen keuangan. Trend para generasi muda saat ini, sudah mulai aktif bermain saham, reksadana, foreign exchange (forex) maupun bitcoin atau crypto-curency. Sementara itu, para karyawan senior/calon pensiunan atau orang yang baru pensiun, berupaya ikut investasi dengan harapan uangnya akan menghasilkan imbalan yang memadai sebagai pengganti gaji bulanan setelah pensiun. Banyak warga masyarakat yang tergiur dengan imbalan yang ditawarkan di awal program tanpa mempelajari prospektusnya secara mendalam. Investasi yang menghasilkan imbalan tinggi pasti memiliki risiko yang tinggi pula. High risk, High return! Industri perbankan memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi, mereka melakukan risk-profile setiap tahun untuk para nasabahnya yang bermain di reksadana, obligasi, saham dan forex. Bank menawarkan produk yang sesuai dengan risk profile nasabah. Diluar bank, tidak banyak perusahaan yang memahami risk profile investor-nya.

Akhir-akhir ini berkembang instrumen pasar uang forex dan crypto currency, yang dikelola di luar perbankan. Generasi muda sudah mulai mengalihkan perhatiannya dari main saham ke instrumen keuangan tersebut diatas. Pasar forex memperdagangkan nilai tukar mata uang berbagai negara seperti USD, Euro, Yen, Pound, Canadian, Australian dan berbagai mata uang besar lainnya, termasuk rupiah. Mata uang dibeli di harga bawah dan dijual diharga tinggi, sehingga memiliki keuntungan. Namun adakalanya nilai mata uang tersebut turun sehingga terjadi kerugian. Jual beli valuta asing ini dilakukan secara seksama dengan memonitor perkembangan keadaan di negara-negara pemilik mata uang dan kondisi global, dengan menggunakan software aplikasi.

Disamping pasar uang, ada juga bursa yang memperjualbelikan komoditi, sebagai tempat berinvestasi. Bursa berjangka adalah tempat/fasilitas memperjualbelikan kontrak atas sejumlah komoditi atau instrumen keuangan dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya disepakati akan dilakukan pada saat yang akan datang. Kontrak itu dibuat antara pihak-pihak yang tidak tahu lawan transaksinya (Wikipedia). Komoditi atau produk yang dijadikan sebagai subyek (underlying asset) kontrak berjangka pada dasarnya dibedakan dalam 2 kelompok kategori, yakni produk keuangan dan non keuangan. Produk non-keuangan termasuk didalamnya seperti hasil pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Produk keuangan seperti saham, obligasi, suku bunga dan valuta asing. Saat ini Indonesia memiliki dua bursa berjangka, yakni Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI).

Bisnis pasar forex semakin marak seiring dengan berkembangnya aplikasi robot yang bekerja menjalankan kegiatan investasi secara online. Terdapat berbagai jenis aplikasi robot dengan tingkat kecerdasan yang berbeda, tentunya dengan harga yang berbeda pula. Robot diprogram menjalankan kegiatan investasi jual atau beli sesuai dengan selera investor. Terdapat sejumlah perusahaan lokal yang menjadi agen pengelola investasi, yang menjual aplikasi robot dan sekaligus mengelola dana investor. Mereka berhubungan dengan pialang/broker pasar forex di luar negeri, yang mengelola transaksi keuangan atau komoditi global. Perusahaan lokal tersebut bertindak sebagai perantara, yang menghubungkan broker investasi global dengan investor lokal individu. Berbagai promosi dilakukan di media sosial, yang menggambarkan besarnya hasil investasi, sehingga orang berbondong-bondong mengikuti dan bahkan meningkatkan investasinya. Demikian pula mereka merekrut anggota dengan menggunakan metoda multi level marketing. Mari kita amati, apakah mereka akan berhasil mewujudkan janji-janjinya untuk jangka menengah/panjang atau malah dana investor yang akan ludes?

Bentuk investasi yang sedang trend saat ini adalah crypto currency, seperti bitcoin. Berbeda dengan bursa saham yang memiliki underlying asset perusahaan, crypto currency tidak memiliki underlying asset, bisnisnya hanya berdasarkan kepada hasil penambangan crypto asset yang prosesnya sangat kompleks dan membutuhkan banyak energi. Crypto-currency sangat labil atau volatile, sehingga menjadi komoditi yang menantang bagi para pemain yang suka berspekulasi.

Ditengah lesunya kegiatan investasi nyata, kita perlu berhati-hati menginvestasikan uang. Masyarakat perlu memahami bisnis investasi saham, obligasi, reksadana, unit-link, forex, bursa berjangka hingga crypto-currency, serta kegiatan investasi langsung yang ditawarkan perusahaan penghimpun dana investasi atau bahkan oleh teman/keluarga. Berbagai pengalaman di masa lalu, banyak orang yang tertipu, uang pensiun lenyap, dan berbagai penderitaan lainnya, semuanya karena masyarakat awam dan kurang paham tentang kegiatan investasi yang diikutinya.

Pemerintah perlu mengawasi secara ketat, perusahaan-perusahaan penghimpun dana atau perantara investasi, aktif melakukan pendidikan kepada masyarakat agar mampu berinvestasi secara bijak, menutup perusahaan yang menjual investasi asing secara illegal dan memperkuat perusahaan investasi nasional yang beroperasi secara resmi. Covid-19 telah melemahkan sendi-sendi perekonomian kita, semoga ketahanan ekonomi rakyat meningkat karena mampu berinvestasi secara bijak. Semoga!