e2consulting.co.id – Pembahasan kita kali ini tentang transformasi digital di bidang pendidikan. Dalam era kedua kepemimpinan Presiden Jokowi, pengembangan SDM menjadi bidang utama yang akan dijalankan. Dalam pidato pelantikan Presiden/Wakil Presiden tanggal 21 Oktober 2019, Presiden menyatakan akan mendorong ASN untuk menjadi tenaga fungsional yang memiliki kompetensi tinggi.  Anggaran Pendidikan tahun 2020 sebesar Rp 505,8 triliun, angka ini meningkat 2,7 % dari tahun 2019 (sebesar Rp 492,5 triliun). Alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 % dari APBN 2020, yakni sebesar Rp 2.528,5 triliun. Besarnya alokasi anggaran pendidikan ini, antara lain untuk meningkatkan mutu pendidikan, guru/dosen dan kualitas lulusan sekolah serta perguruan tinggi.

Pemerintah telah mewajibkan belajar 12 tahun hingga lulus SLTA. Demikian pula Pemerintah telah membangun infrastruktur sekolah, yakni gedung-gedung sekolah yang memadai, laboratorium sekolah, penyediaan buku-buku dan sarana olah-raga. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, para guru dilatih dan disertifikasi serta diberi tunjangan sertifikasi setiap bulan. Untuk kelancaran operasional sekolah, Pemerintah memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) setiap bulannya. Dengan bantuan yang diberikan oleh Pemerintah diharapkan akan menghasilkan lulusan sekolah yang berkualitas, khususnya kompetensi siswa/murid yang setara di seluruh Indonesia. Kenyataannya, mutu lulusan sekolah di luar Jawa masih jauh tertinggal, demikian pula hasil Ujian Nasional (UN/UNAS) belum memperlihatkan angka yang memuaskan di seluruh sekolah.

Peningkatan mutu pendidikan nasional dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi digital. Kehadiran layanan internet yang semakin meningkat kualitasnya dan tersedia dimana saja, mendorong setiap insan dapat belajar dimana saja, baik para guru, murid/siswa atau bahkan para orangtua. Dengan tersedianya teknologi digital Device, Network & Application telah melahirkan sejumlah aplikasi bidang pendidikan.  Dengan menggunakan devices PC computer, Laptop, tablet atau smartphone, para guru dapat meningkatkan kompetensinya melalui program belajar mandiri (e-learning). Demikian pula, para siswa/murid dapat mendalami materi pelajaran dari internet dengan simulasi dan animasi yang lebih mudah dipahami. Tersedia berbagai soal-soal latihan dan kunci jawaban yang menuntun siswa/murid untuk belajar mandiri. Persoalannya, apakah guru dan murid mau belajar dari internet? Jawabannya, ya, jika ada kewajiban yang mengharuskannya!

Salah satu aplikasi yang berkembang saat ini adalah Ruangguru   yang didirikan pada tahun 2014 oleh Adamas Belva Syah Devara dan Muhammad Iman Usman. Aplikasi ini menyediakan layanan bimbingan belajar bagi siswa/murid dan memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kompetensinya serta menambah penghasilan melalui penyediaan jasa bimbingan belajar. Saat ini aplikasi Ruangguru sudah memiliki lebih dari 6 juta pengguna dan 150.000 orang guru. Ruangguru sudah didanai oleh investor East Ventures tahun 2014 dan UOB Venture Management pada tahun 2017, dan diharapkan akan menjadi unicorn ke enam di Indonesia.

Berbagai aplikasi pendidikan ditawarkan kepada sekolah dan masyarakat. Salah satu aplikasi yang kami ulas adalah My Home School. Aplikasi MyHome School dikembangkan oleh anak bangsa sebagai bentuk kepedulian untuk mengembangkan mutu pendidikan melalui keterlibatan para stakeholder dalam ecosystem pendidikan, khususnya dalam hal pelaksanaan dan pengendalian kegiatan belajar siswa serta mengajar guru.  Sekolah yang ikut dalam aplikasi program MyHome School akan melibatkan administrasi sekolah, guru dan kepala sekolah dalam hal mencatat serta melaporkan kegiatan belajar dan mengajar ke dalam aplikasi. Orangtua akan mampu memonitor kegiatan anak melalui aplikasi smartphone, sehingga bahu membahu dengan sekolah dan anaknya dalam meningkatkan kompetensi anak.  Kelak aplikasi ini dapat dihubungkan dengan DIKNAS yang mengawasi mutu sekolah dan kompetensi guru.

Ecosystem pendidikan menengah dan dasar mencakup para siswa/murid, orangtua, guru, kepala sekolah dan Dinas Pendidikan serta lembaga bimbingan belajar. Ecosystem akan terhubung satu sama lain melalui platform digital dengan menggunakan jaringan internet, devices dan aplikasi. Platform digital akan mengelola kegiatan transksi para stakeholder untuk meningkatkan kompetensi siswa/murid, memantau kompetensi guru, membina sekolah yang kurang baik dan mendorong sekolah yang sudah baik untuk lebih maju lagi. Platform digital memberikan kesempatan kepada siswa/murid untuk belajar mandiri serta orangtua untuk dapat mengawasi perkembangan anaknya. Para siswa/murid memperoleh pelajaran tambahan melalui online atau private, serta berlatih ujian dari mana saja. Dengan adanya platform digital ini akan meningkatkan kompetensi siswa/murid dan mutu pendidikan yang lebih merata di seluruh Indonesia. Salah satu komponen dari ecosystem ini adalah kelompok guru yang menjadi motor peningkatan mutu pendidikan nasional.

Pemerintah harus memprioritaskan program peningkatan kompetensi guru. Perlu dilakukan peningkatan ketrampilan (Skills), pengetahuan (Knowledge) dan sikap (Attitude) para guru. Peningkatan kompetensi guru ini harus dilakukan secara digital, melalui program belajar mandiri dan diikuti dengan pembuktiannya di dalam kelas. Penilaian kompetensi guru dilakukan melalui penilaian 360° yang objektif, baik oleh penilaian atasan, sesama guru dan siswa/murid, terutama dari mutu kelulusan sekolah. Untuk itu, Pemerintah harus membangun sistem pengembangan dan monitoring kompetensi guru nasional serta menyediakan sarana e-learning dan simulasi mengajar yang efektif. Dengan adanya modul e-learning, para guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya secara mandiri dan mendemonstrasikannya di dalam kelas serta menunjukkan hasilnya berupa peningkatan kompetensi dari siswa/murid yang didiknya.

Kehadiran teknologi digital yang memadukan aplikasi e-learning, video tutorial, latihan soal dan program try-out, sangat membantu para siswa/murid untuk belajar mandiri dan meningkatkan kompetensinya. Demikian pula adanya aplikasi pengembangan kompetensi guru akan menghasilkan potret kompetensi guru yang sesungguhnya dan memotivasi guru untuk meningkatkan kompetensinya. Aplikasi yang memberdayakan orangtua untuk memonitor performansi anaknya serta adanya fungsi monitoring DIKNAS terhadap sekolah, akan menghasilkan pengelolaan pendidikan nasional yang efektif dan efisien. Demikian pula, penggunaan data-analytics akan menghasilkan potret pengelolaan pendidikan nasional yang menyajikan rapor baik dan merah, sehingga menjadi bahan untuk perbaikan kurikulum, kompetnsi guru dan manajemen sekolah. Persoalannya, siapa yang akan membangun super-apps ini, apakah pelaku start-up atau Pemerintah? Kita mengharapkan Pemerintah-lah yang membangunnya, karena membutuhkan biaya investasi dan operasional yang besar. Program ini layak menjadi bagian dari e-Education nasional dalam rangka menunjang peningkatan kompetensi SDM nasional. [lumumba sirait]