e2consulting.co.id – Pembahasan kita kali ini tentang pemanfaatan sistem transmisi fiber optik dan gelombang mikro Palapa Ring yang lebih dikenal dengan sebutan Tol Langit. Pada tanggal 14 Oktober 2019, Presiden Jokowi telah meresmikan sistem transmisi transmisi Palapa Ring yang menghubungkan 90 kabupaten/kota, yang melayani 57 kabupaten/kota sebagai lokasi layanan dan 33 kabupaten/kota sebagai lokasi interkoneksi. Palapa Ring terdiri dari tiga segmen, yakni Palapa ring Barat dengan panjang kabel 2.275 km, Tengah 2.995 km dan Timur 6.878 km. Kehadiran Palapa Ring ini diharapkan memperlancar layanan internet ke seluruh pelosok tanah air. Untuk itu, Pemerintah akan membangun 4000 BTS di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) pada tahun 2020 melalui Badan Layanan Umum (BLU) BAKTI KOMINFO. Pembangunan sistem transmisi Palapa Ring ini masih sebagian dari sistem jaringan internet pita lebar nasional. Jaringan menyediakan pipa transmisi ke simpul-simpul kota (primary and secondary), namun belum menjangkau hingga ke ujung tujuan (tertiary). Ibarat jalan raya, jalan yang dibangun masih berupa jalan nasional dan propinsi serta sebagian jalan kabupaten. Masih perlu dibangun sistem transmisi ke banyak tujuan akhir, ibaratnya membangun jalan desa, yang jumlahnya banyak.
Operator Selular sering mengalami kendala dalam membangun jaringan hingga ke pelosok tanah air, hal ini berupa penyediaan sistem transmisi akses dan ketersediaan catu daya listrik dari PLN. Untuk itu, adakalanya Operator Selular terpaksa menggunakan sistem transmisi satelit yang mahal harga sewanya, sehingga kurang layak dari segi bisnis. Kehadiran sistem transmisi fiber optik yang dekat dengan titik interkoneksi menyebabkan Operator Selular atau BAKTI KOMINFO mampu membangun BTS dengan dukungan transmisi akses beberapa hop gelombang mikro untuk mencapai lokasi BTS. Hal ini akan menghemat banyak biaya operasional Operator Selular atau BAKTI KOMINFO. Dengan dibangunnya transmisi akses ke sejumlah desa-desa maka pengoperasian BTS berbasis teknologi LTE (4G) menjadi layak, setidaknya tidak terlalu merugikan bagi Operator Selular.
Ecosystem jaringan internet terdiri dari Devices, Network and Applications (DNA). Pembangunan BTS di daerah 3T menyebabkan sinyal berkibar disana. Persoalannya, bagaimana menghadirkan smartphone yang murah dan berkualitas sampai kesana. Persoalan berikutnya adalah bagaimana mengajarkan internet yang efektif bagi penduduk desa?. Perlu agent of changes yang mengajarkan internet dan manfaatnya bagi penduduk, khususnya untuk penggunaan internet yang sehat dan menghindari berita hoax. Biasanya, kehadiran layanan internet di daerah terpencil, dimanfaatkan oleh sekelompok kecil anggota masyarakat sebagai sarana hiburan dan media sosial, belum menyentuh kepada pengembangan nilai tambah. Masyarakat desa yang sudah lebih maju tersebut menggunakan gadget-nya antara lain menonton konten Youtube, berinteraksi di media sosial dan berselancar di dunia maya. Karena lokasinya terpencil, masyarakat sering mengalami kesulitan pada saat membeli pulsa dan atau memperbaiki smartphone yang rusak. Untuk mencapai kota besar perlu waktu tempuh yang lama dan biaya yang besar pula. Untuk itu, perlu dibangun kemampuan warga setempat untuk melakukan perbaikan minimal atas smartphone yang rusak. Model pengelolaan BTS di daerah terpencil dapat mengacu kepada kerjasama pemerintah India dengan penyedia jaringan telepon selular pedesaan, dimana pemeliharaan BTS di daerah terpencil diserahkan kepada masyarakat yang sudah dilatih. Disamping memelihara BTS, orang tersebut juga melakukan edukasi internet kepada masyarakat setempat, menjual pulsa serta melakukan perbaikan handphone.
Keberadaan internet di beberapa daerah telah membangkitkan perekonomian setempat melalui pengembangan sentra produksi pertanian, peningkatan kemampuan nelayan menangkap ikan lebih efektif dan efisien, membangun desa berbasis eco-turism, penggunaan internet untuk pendidikan dan peningkatan ketrampilan serta mendukung berbagai kegiatan usaha lainnya. Dengan perluasan jangkauan internet ke berbagai pelosok tanah air, diharapkan lahirnya ketahanan desa. Pengawasan penggunaan anggaran desa akan mudah dilakukan Departemen Keuangan, Pemprov dan Pemkot/Pemkab, karena sudah terhubung dalam sebuah aplikasi pengelolaan keuangan desa. Pengembangan smart village dapat dilakukan dengan membangun aplikasi yang menginformasikan potensi dan hasil usaha dari setiap desa yang tersambung kepada koperasi atau penyedia aplikasi yang menampung hasil pertanian dengan harga yang wajar. Masing-masing desa didorong untuk mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMD) yang menjadi sumber kesejahteraan masyarakat desa. Melalui aplikasi smart village tersebut, desa-desa dapat mengirimkan hasil bumi dan kerajian serta hasil industri rumahan untuk dikirim langsung kepada pembeli atau koperasi yang menjadi pembinanya. Dibutuhkan berbagai aplikasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Aplikasi e-Government akan menyediakan sistem informasi kependudukan terpadu yang menyatukan sistem informasi Pemerintah yang tersebar dimana-mana, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pertanahan (sertifikat tanah), pajak kendaraan bermotor, dan berbagai sistem informasi dari instansi lainnya. Palapa Ring dan aplikasi e-Government akan menyatukan seluruh desa, sehingga pelaporan dan pengambilan keputusan bisa dilakukan lebih cepat.
Aplikasi di bidang pendidikan e-Education perlu dibangun Pemerintah melalui program e-Government, atau aplikasi yang dibuat oleh para start-up seperti ruangguru agar dapat diakses seluruh desa di tanah air, untuk meningkatkan mutu siswa/murid dan guru. Dengan adanya e-Education maka Pemerintah dapat mengawasi mutu lulusan sekolah, kompetensi guru dan kualitas sekolah.
Demikian pula aplikasi e-Health akan mempermudah Puskesmas berhubungan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Propinsi hingga Departemen Kesehatan di Pusat, serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Keluhan masyarakat yang sakit di daerah terpencil, yang tidak dapat ditangani Puskesmas, segera dapat langsung mengakses BPJS dan rumah sakit Kota/Kabupaten bahkan hingga rumah sakit Propinsi hingga Pusat. Hal ini dimungkinkan berkat aplikasi kesehatan masyarakat yang dibangun dan dioperasikan Pemerintah. BPJS akan lebih mudah mengontrol orang yang berobat dan penyakit apa saja yang diderita masyarakat. Dan dengan menggunakan data analytics dan Machine Learning (ML) maka program pencegahan penyakit tertentu dapat digalakkan.
Berbagai aplikasi lainnya akan berkembang seperti smart-city, UMKM lokal serta pengiriman barang dari desa ke kota dan sebaliknya. Semuanya dapat berkembang berkat adanya sejumlah aplikasi atau super-apps yang dikembangkan Pemerintah dan pelaku start-up.
Peran Pemerintah, Operator Selular, BAKTI KOMINFO, Pengembang aplikasi e-Government, e-Education, e-Health dan smart village serta smart city menjadi sangat penting dalam mewujudkan transformasi digital dalam pengelolaan Pemerintahan dan layanan masyarakat. Mari kita dorong Pemerintah dibawah kepemimpinan presiden Jokowi perioda 5 tahun kedua untuk segera mendayagunakan Palapa Ring, memperluas layanan internet hingga ke desa-desa 3T serta membangun aplikasi yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan Pemerintah. [lumumba sirait]