e2consulting.co.id – Pembahasan kita kali ini tentang gaya hidup digital yang menjadikan gadget sebagai teman utama dalam beraktivitas sehari-hari. Gadget harus senantiasa terhubung ke Jaringan Internet 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Di rumah kita tersambung melalui jaringan WiFi, di jalan menggunakan Jaringan Operator Selular dan di kantor kembali menggunakan jaringan WiFi kantor. Begitu melekatnya gadget tersebut sehingga membuat kita takut ketinggalan informasi. Kita menerima banyak informasi berbentuk teks, musik, foto atau video, yang kadang kala kita terima secara berulang-ulang dari sumber yang berbeda. Kebiasaan baru dalam media sosial adalah meneruskan (forward) berbagai konten yang diterima, sehingga membebani gadget dan waktu kita membaca serta menghapusnya.
Dampak dari keasyikan bermain gadget ini menyebabkan waktu kita banyak tersita untuk membaca, menonton dan merespon pesan yang diterima. Gadget sering menjadi panas, batere drop, memori habis atau bahkan menjadi hang. Padahal gadget (misalnya smartphone) sekarang sudah memiliki memori RAM (Random Access Memory) yang besar (> 4 GByte) dan ROM (Read Only Memory) yang jauh lebih besar pula (>16 GByte). Padahal prosesor smartphone pun semakin besar kemampuan power processing-nya. Masalahnya, kita juga melakukan download beragam aplikasi yang diperlukan untuk menunjang gaya hidup. Hal ini menyebabkan gadget melakukan komunikasi dengan berbagai aplikasi secara terus menerus sehingga membebani prosesor dan memori gadget. Banyaknya group media sosial yang diikuti menyebabkan gencarnya informasi yang kita terima sehingga bertumpuk di ROM gadget dan membebani prosesor secara berarti. Akibatnya, kerja prosesor menjadi lambat, memori cepat penuh dan gadget menjadi sering panas.
Gaya hidup baru yang suka selfie dan sharing foto serta video, menyebabkan pengiriman gambar dan video (upload) menjadi kegiatan yang sering dilakukan, diantaranya upload ke Facebook, Instagram dan WA. Demikian pula kita semakin sering melakukan sharing video yang dibuat sendiri atau berasal dari orang lain, misalnya video yang bagus dari Youtube. Sharing informasi ini sering menjadi viral. Bagi sebagian orang, gadget juga merupakan sarana untuk menghasilkan uang melalui jualan online, sebagai media komunikasi Youtuber atau Selebgram dengan follower, sehingga beban kerja gadget juga menjadi berat. Satu kebiasaan lagi adalah download dan penggunaan beragam aplikasi yang akan menyebabkan RAM dan ROM dibebani secara berarti pula.
Sebagai seorang yang tergantung kepada gadget, kita dituntut untuk mempersiapkan layanan yang handal, antara lain mempersiapkan batere cadangan atau charger, menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi serta merawat gadget agar tetap bekerja optimal. Pengelolaan gadget agar bekerja optimal dilakukan dengan menjaga beban prosesor, RAM dan ROM agar tidak terlalu berat serta kondisi batere yang bekerja efektif.
Yang pertama adalah mengatur penerimaan informasi gambar, musik dan video dilakukan secara selektif. Gadget di setting agar men-download gambar, musik dan video secara manual, artinya kita mengunduh informasi apabila kita merasa membutuhkannya. Hal ini akan menghemat kuota Data dan penggunaan memori gadget secara efektif.
Yang kedua adalah memindahkan informasi gadget secara teratur ke memori eksternal, baik berupa hard-disk atau cloud storage. Penyedia Cloud storage seperti Drop box dan Google Drive menawarkan kapasitas penyimpanan data gratis hingga Mbyte tertentu, selebihnya berbayar. Keuntungan dari menyimpan data di Cloud storage adalah kita dapat mengaksesnya dari mana saja, sepanjang jaringan internet tersedia. Sementara penyimpanan di hard-disk hanya bisa diakses dari rumah atau ditempat penyimpanan fisiknya saja. Banyak kaum professional yang sudah menyimpan data di Cloud storage demi untuk menjaga keamanan informasi dari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, dokumentasi-dokumentasi penting, gambar keluarga, musik yang digemari, film dan video yang memorable. Sementara informasi yang kurang begitu penting dapat disimpan di dalam hard-disk. Informasi akan mudah diperoleh kembali apabila gadget rusak atau hilang.
Dengan memindahkan informasi secara teratur maka kita memiliki kapasitas memori yang cukup dan gadget bekerja optimal. Untuk memudahkan pengelolaan informasi, buatlah direktori sesuai dengan jenis informasi. Misalnya, direktori email, gambar, video, film, musik, buku dan dokumen. Selanjutnya di setiap jenis direktori, dibuat taksonomi misalnya keluarga, sekolah, lingkungan kerja, sosial dan internasional. Demikian pula untuk music, film dan video, disusun berdasarkan genre. Dengan demikian, kita tidak sulit melacak informasi dari tumpukan yang sangat banyak dan beragam.
Yang ketiga adalah menyimpan data yang penting-penting saja. Informasi yang kita terima sekarang ini masih dalam tahap awal dari information explosion, artinya ke depan kita akan menerima informasi yang jauh lebih banyak lagi. Hal ini seperti menyimpan barang bekas di dalam gudang, semakin banyak disimpan maka semakin jarang kemungkinannya untuk dipakai kembali. Oleh sebab itu, simpanlah data yang penting saja. Informasi gambar, musik, film, video dan teks yang tidak terlalu penting segera dibuang. Misalnya, dari setiap aplikasi lakukan pembersihan setiap akhir pekan, atau pada waktu lowong.
Namun sebagian informasi perlu melekat di dalam gadget karena sering digunakan. Misalnya, data-data pribadi seperti KTP, Kartu Keluarga, NPWP, STNK Mobil/motor dan rekening bank, yang sering kali kita butuhkan untuk dikirim secara online, perlu disimpan tersendiri dengan menggunakan kode sandi pengaman.
Mari kita kelola gadget dengan cermat agar berfungsi optimal, informasi tersimpan dengan aman dan mudah diperoleh kembali serta efektif mendukung gaya hidup kita. Namun, kita juga harus memitigasi risiko dari kerusakan, kehilangan dan gangguan hackers atau virus yang mengancam keamanan dan integritas informasi kita. [lumumba sirait]