e2consulting.co.id – Pembahasan kita kali ini tentang kemampuan memimpin kelompok (Lead Your Team) di era transformasi digital. Dalam tulisan sebelumnya saya telah mengulas tentang Lead Yourself, yang menjadi dasar dari sistem kepemimpinan. Setelah kita teruji memimpin diri sendiri, kini kita dipercaya atasan untuk memimpin kelompok, yang pada umumnya saat ini adalah generasi millennial dan Z. Untuk lulus menjadi pemimpin kelompok, kita harus memiliki kemampuan teknis, manajerial dan leadership yang mumpuni. Saatnya tiba bagi kita untuk mewujudkan pencapaian target kinerja unit yang memuaskan dengan menggerakkan diri sendiri bersama unit kerja dibawah kita. Strategi menggerakkan orang sangat penting agar mereka mau bekerja secara sukarela untuk mencapai target kinerja unit maupun sasaran kerja individu-nya.

Untuk menjadi pemimpin besar, kita harus menunjukkan reputasi kerja yang dihasilkan oleh perpaduan antara technical skills, management skills dan leadership yang mumpuni. Sebagai seorang pemimpin muda, kita harus mampu memimpin 360o yakni memimpin kebawah, kesamping dan keatas.  Kemampuan memimpin kesamping adalah merangkul rekan sejawat (peers), memimpin keatas adalah memahami apa yang ada dibenak atasan anda dan bagaimana membantu beliau agar berhasil dalam mencapai target kinerjanya, sementara memimpin kebawah adalah memimpin bawahan yang mungkin saja teman sejawat anda di masa lalu. Anda harus memiliki strategi atau pendekatan yang berbeda untuk setiap orang yang dihadapi.

Bagaimana kita memimpin kelompok? Untuk menjadi pemimpin kelompok, saya mengembangkan framework leadership dengan tiga tahapan proses, yakni  mempelajari (learning), mempraktekkan (delivery) dan memperlihatkan hasilnya (result). Hal ini berlaku untuk setiap jenjang pengembangan Leadership, yakni pada tingkat Lead Yourself, Lead Your Team dan Lead Your Business. Dalam menjalankan kegiatan Lead Your Team kami menyusun pondasi yang terdiri dari Trustworthy, People Management dan Teamwork & Collaboration. Sementara untuk mempraktikkan memimpin kelompok, seorang pemimpin harus mampu menjalankan prinsip management POAC, yakni Planning, Organizing, Actuating dan Control secara efektif dan efisien. Bukti dari keberhasilan kita memimpin harus terlihat secara nyata baik dalam hal pencapaian sasaran unit kerja, employee engagement maupun dalam hal pembentukan talent pools atau calon pemimpin masa depan.

Pondasi pertama untuk memimpin kelompok adalah kepercayaan. Untuk menjadi orang terpercaya (trustworthy) kita harus memiliki kredibilitas, yang diakui oleh para pihak yang terkait dengan pekerjaan kita. Untuk itu kita harus menjadi orang terpercaya, baik dari segi pengetahuan, keahlian maupun sikap kerja. Menurut Stephen M.R Covey dalam bukunya Speed of Trust, kredibilitas seseorang terdiri dari Integritas, Niat, Kapabilitas dan Hasil. Kredibilitas diuji dari integritas kita terhadap perusahaan,  antara lain berupa kejujuran, tanggungjawab dan sikap kita dalam menjunjung nilai-nilai perusahaan, etika dan keperdulian terhadap lingkungan masyarakat. Niat merupakan agenda pribadi dalam bekerja, yang akan dinilai para pihak pada saat kita bekerja. Misalnya, niat yang tulus untuk memperjuangkan kepentingan perusahaan dibandingkan kepentingan individu, niat untuk mengembangkan kompetensi bawahan dan berbagai motif kerja lainnya yang menginspirasi bawahan untuk mau bekerja lebih dari yang diharapkan. Kapabilitas merupakan kemampuan kita untuk mewujudkan target kinerja yang ditetapkan atasan. Hal ini sangat terkait dengan kompetensi kita dan bawahan kita untuk mewujudkannya. Hasil (Result) merupakan prestasi kerja yang diwujudkan oleh kita bersama bawahan.

Pondasi kedua adalah People Management yang merupakan kunci penting dalam memimpin kelompok. Kita dituntut agar mampu untuk menggerakkan semua bawahan, bekerjasama kesamping dengan rekan sejawat dan meladeni atasan kita dalam bekerja  menjalankan tugas rutin serta mencapai target kinerja unit secara optimal. Model kepemimpinan modern sudah berubah sifatnya dari directive menjadi partisipatif, dimana diperlukan kepemimpinan yang moderat namun berorientasi kepada hasil dan proses yang cepat atau lincah (agile). Memimpin generasi millennial dan Z sangat berbeda dengan generasi X sehingga diperlukan pendekatan personal yang intensif kepada setiap individu dibawah kita.

Pondasi ketiga adalah Teamwork dan Collaboration, merupakan keahlian yang diperlukan dalam bekerjasama di era perubahan yang sangat cepat. Dalam pengembangan produk dan layanan, semua pihak yang terlibat dalam proyek atau program harus bekerjasama, baik untuk mengembangakan produk dan layanan, maupun dalam menentukan tarif serta aspek kepatuhan/regulasi dalam berbisnis. Untuk itu, kita sebagai pemimpin unit harus bekerjasama dengan unit kerja lain untuk mencapai target proyek, dengan berpartisipasi aktif dalam proyek kolaborasi serta melibatkan para bawahan kita.

Setelah memahami ketiga pondasi Leadership tersebut diatas, kini tiba saatnya bagi kita mempraktekkan kepemimpinan, dengan memadukan leadership dan management skills. Proses POAC, dimulai dengan proses perencanaan yakni penyusunan rencana unit kerja yang menantang namun realistis dicapai, pembagian kerja, penentuan target dan strategi untuk mencapai target, pemenuhan kebutuhan SDM, anggaran dan peralatan kerja. Organizing merupakan kegiatan mendayagunakan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan unit kerja serta organisasi. Actuating merupakan pekerjaan menggerakkan SDM internal dan eksternal untuk menjalankan program kerja rutin dan proyek. Controlling merupakan kegiatan pengawasan kerja unit organisasi yang kita pimpin. Dalam hal ini termasuk evaluasi dan sistem pelaporan yang berisi pencapaian dan variasi dari hasil pencapaian.

Setelah kita mempraktekkan memimpin kelompok, maka kita tiba di bagian terakhir yakni memperlihatkan buah atau hasil dari Lead Your Team. Kredibilitas kepemimpinan anda akan diakui para pihak apabila kita berhasil melampaui target kinerja unit yang ditetapkan dan sekaligus kita mengembangkan kompetensi serta engagement SDM dibawah kita. Disamping itu, kita harus senantiasa  melakukan pengembangan diri sendiri dan berkolaborasi dengan pihak internal atau eksternal perusahaan serta mendapat bimbingan dari coach & mentor.

Mari kita tingkatkan keahlian leadership memimpin kelompok, apakah kita sebagai Supervisor, Manager maupun General Manager ataupun sebagai pemimpin perusahaan start-up atau UMKM. Keberhasilan kita memimpin kelompok akan mendapat penilaian yang positif dan  menjadi talentpool Leadership perusahaan. Kita telah berhasil maju selangkah menuju tampuk kepemimpinan. Jabatan struktural atau spesialis ada di tangan kita. Sejauh mana kita mempersiapkan strategi dan menjalankannya secara sungguh-sungguh untuk mendapatkannya?. Kita akan berkembang menjadi pemimpin yang hebat berkat kemampuan mewujudkan kinerja unggul dan mengatasi permasalahan di lapangan serta memimpin bawahan dengan mengayomi. Tidak ada pemimpin yang dikarbit, yang ada adalah pemimpin yang dibentuk. Selamat menempa diri menjadi pemimpin yang hebat. Semoga! [lumumba sirait]