e2consulting.co.id – Pembahasan kita kali ini tentang teknologi Internet of Things (IoT), yang menjadi enabler bagi berbagai peralatan agar mampu bekerja secara cerdas. IoT bermula dari Machine to Machine (M2M) communications, yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan mesin atau antar sesama mesin berkomunikasi, melalui jaringan Internet. Digitalisasi dalam berbagai kegiatan atau transaksi dapat terwujud berkat adanya DNA (Device, Network, Applications) dan Business platform yang mengumpulkan data dari berbagai peralatan untuk diolah menjadi informasi, yang digunakan untuk mengambil keputusan. Business platform merupakan Cloud computing yang bekerja sesuai dengan software aplikasi yang di-install didalam server Cloud.
Device atau Tools merupakan peralatan yang berfungsi sebagai alat kerja atau alat produksi yang diperlengkapi dengan sensor. Sensor pada peralatan akan mengirimkan data melalui jaringan (Network) ke arah Business platform untuk diolah dan disimpan. Business platform dapat berada di lokasi kerja, misalnya di pabrik, atau ditempat yang jauh di Cloud. Data-data tersebut dikumpulkan dan diolah oleh software aplikasi di Business platform berdasarkan algortima yang sesuai dengan proses bisnis. Data analytics akan menghasilkan berbagai jenis informasi, baik yang bersifat descriptive (what happened?), diagnostics (why did it happened?), predictive (what will happened?) maupun prescriptive (what should I do). Dengan demikian, Device bekerja berfungsi ganda, yakni menjalankan tugas pokoknya dan sekaligus mengirimkan data-data penting dari kegiatan transaksional atau kegiatan monitoringnya. Keseluruhan proses kerja berjalan secara otomatis, dikenal sebagai Industry 4.0 dibidang manufacturing, atau Digital Twins di industri pertambangan atau eksplorasi minyak bumi.
Terdapat berbagai jenis sensor yang dipasang pada alat produksi atau di badan manusia. Jenis sensor tersebut antara lain berupa pengukur suhu, kelembaban, tekanan, proximity, level, accelerometer, gyroscope, gas, infra-red dan optical. Sensor-sensor tersebut menghasilkan data analog yang kemudian dirubah menjadi data digital dan selanjutnya dikirim ke Business platform.
Device yang memiliki sensor dibedakan sesuai dengan karakteristik kerjanya. Terdapat 3 jenis karakteristik kerja Device IoT yakni Massive IoT, Industrial Automation dan Critical IoT. Massive IoT merupakan peralatan sensor yang dipasang secara masif untuk memonitor kondisi peralatan atau objek yang tersebar di banyak tempat, misalnya logistics tracking system, monitoring tanaman (agriculture), kondisi sumur minyak dan pipa distribusinya, kondisi ruangan dan lain-lain. Jenis sensor ini mengirimkan data secara teratur dengan volume data yang kecil, misalnya dua kali sehari (pagi dan sore). Dalam hal ini dibutuhkan Network yang mampu menangkap sinyal dengan daya pancar yang lemah, sehingga batere Device mampu bertahan hingga 10 tahun.
Industrial Automation adalah penggunaan sensor IoT didalam sebuah proses industri, dimana seluruh elemen produksi diperlengkapi dengan sensor IoT dan terdapat komunikasi antar Device sehingga terbentuk proses kerja yang terkendali berikut hasil kerja yang berkualitas serta terukur. Dalam hal ini diperlukan Business platfom yang berada di lokasi kerja, akurasi letak sensor yang presisi, serta kemampuan software aplikasi yang aman untuk menjalankan proses produksi.
Critical IoT adalah penggunaan sensor IoT untuk kondisi khusus, yakni volume data sangat besar dan diproses secara cepat (latency sangat rendah) serta kehandalan (reliability) yang sangat tinggi. Layanan ini antara lain Smart manufacturing, pengontrolan power system (smart grid), pengendalian Autonomous cars, Healthcare, Augmented/Virtual Reality, dan Gaming.
Dari sudut pandang lain, sensor IoT dibedakan atas IoT industrial dan IoT consumers. IoT industrial antara lain berupa aplikasi Fintech, Security & Military, Industrial 4.0, Smart Grid dan Smart Building. Sementara IoT consumers meliputi aplikasi Smart home, Wearable, Healthcare, Transportation, Robotics & Drone.
Network merupakan jaringan yang menyalurkan data dari Device ke Business platform dan sebaliknya memerintahkan Device menjalankan tindakan yang perlu dilaksanakan. Ada berbagai jenis Wireless Network yang dapat digunakan sesuai dengan karaketristik Devices atau sensor IoT. Pemilihan Network IoT dilakukan berdasarkan bandwidth data yang dibutuhkan dan jarak dari sensor ke Business platform. Untuk peralatan yang jaraknya dekat dan bandwidth-nya kecil cukup menggunakan komunikasi RFID atau Bluetooth seperti pada smartphone atau TV. Untuk komunikasi jarak dekat dengan bandwidth yang tinggi dapat menggunakan jaringan WiFi. Namun untuk komunikasi jarak jauh dengan bandwidth yang kecil dapat menggunakan Jaringan IoT LPWAN (Low Power Wide Area Network) yang disediakan Operator LoRa atau Zigfox, atau layanan Narrow band (NB-IoT) dari Operator Selular. Semakin tinggi bandwidth yang dibutukan dan jaraknya semakin jauh, maka dibutuhkan layanan Network ZegBee atau layanan 3G/4G/5G dari Operator Selular.
Teknologi dan layanan IoT ini masih dalam tahap pengembangan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan aplikasi 5G, akan terjadi ledakan penggunaan IoT di berbagai aspek kehidupan dan bisnis. Saat ini para pihak berlomba-lomba mengembangkan berbagai jenis sensor, Robot, Drone, Autonomous Vehicle, Smart-grid, Smart-home, Industry 4.0 dan software aplikasi personal serta bisnis. Semua kegiatan transaksi digital membutuhkan sensor IoT, Network dan Business platform. Pengembangan digital solutions ini merupakan peluang besar bagi Operator Telekomunikasi Fixed dan Selular, Operator LPWAN, Penyedia layanan Cloud Computing, pengembang software aplikasi, konsultan dan sistem integrator. Semoga muncul para start-up di Indonesia yang mampu mengembangkan berbagai solusi digital untuk industri dan personal services, demikian pula para sistem integrator dan konsultan berperan membantu mewujudkan pelaksanaan transformasi digital di berbagai bidang usaha. Hal ini tentunya dengan mengintegrasikan sensor IoT dengan Network dan software aplikasi serta sistem pengolahan data berbasis data-analytics & Artificial Intelligent. Kini saatnya Pemerintah perlu mendorong lahirnya industri elektronika nasional dan pengembang software aplikasi yang memberikan nilai tambah besar serta meningkatkan nilai kompetitif industri nasional, yang mampu bersaing dengan negara-negara Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan dan India. Demikian pula Perguruan Tinggi diarahkan untuk mengembangkan riset pembuatan sensor IoT dan pengembangan software aplikasi di berbagai bidang yang relevan dengan kebutuhan masyarakat seperti bidang medis, peralatan Healthcare, Bio technology, pangan, energi, batere dan berbagai teknologi tinggi lainnya yang memberikan nilai tambah. Semoga!