e2consulting.co.id – Teknologi Blockchain menyangkut pembentukan blok data yang berisi kegiatan rinci dari sebuah transaksi, dimana informasi transaksi difinalisasi dan dikunci di dalam rantai (chain). Rantai hanya menambah informasi atas setiap transaksi baru, sementara detail transaksi sebelumnya tidak dapat diubah. Hal ini menyebabkan perjalanan kegiatan transaksi dapat dilacak, misalnya kegiatan financial record, product detail dan lokasi transaksi. Dengan demikian, setiap kegiatan transaksi menghasilkan untaian data dan dapat diverifikasi sehingga meningkatkan transparansi serta visibility terhadap setiap kegiatan.

Aplikasi Blockhain sangat menjanjikan untuk kegiatan bisnis maupun pemerintahan. Penerapan Blockchain dalam kegiatan bisnis dapat bersifat internal maupun eksternal sebuah perusahaan. Aplikasi internal Blockchain misalnya digunakan untuk mendata SDM dan jejak rekamnya selama bekerja. Namun, aplikasi eksternal yang menjadi sasaran utama Blockchain, karena akan mempercepat proses kerja, menghemat biaya operasional dan meningkatkan kepercayaan para pihak yang bertransaksi. Menurut Juniper Research, terdapat 5 aplikasi Blockchain yang sangat menjanjikan, yakni penentuan asal makanan (food provenance), Insurance, Medical drug tracking, Cross Border Settlement, Insurance dan Digital Identity. Beberapa perusahaan telah menawarkan layanan lacak sumber makanan berdasarkan teknologi Blockchain seperti Singapore based chain, India born Farm2Kitchen, US giant IBM Food Trust dan US based Ripe io. Medical drug tracking akan mengurangi peredaran obat palsu, karena setiap obat akan dapat dilacak sumber pabriknya. Dibidang asuransi, Blockchain dapat digunakan untuk Claim Management, Policy placement, P2P insurance, Reissurance dan Subrogation.

Penerapan Blockhain dalam industri yang lebih luas adalah untuk financial services dan supply chain management. Kegiatan financial services menggunakan cryptocurrency sebagai alat bayar dari kegiatan transaksi bisnis. Dalam bidang supply chain management, Blockchain mempertemukan para vendor, pembeli, forwarder, shipment company dan bea cukai dalam satu alur kegiatan terpadu. Hal ini akan mempercepat transaksi, mencari pemasok yang berkualitas, meningkatkan mutu produk dan hubungan antara pemasok dan pengguna barang, serta mempercepat proses pembayaran.

Dalam bidang pemerintahan, Blockhain digunakan untuk mengintegrasikan seluruh proses dalam pemerintahan. Misalnya, pemerintah Qatar telah menerapkan proses terintegrasi antar seluruh Kementerian dan Lembaga Tinggi Negara yang terjalin dalam sebuah proses bisnis digital dan menggunakan teknologi Blockchain. Hal ini telah mempercepat proses kerja internal Pemerintah, termasuk menghasilkan perikatan kerja dengan para pihak terkait secara cepat.

Aplikasi Blockchain dalam pemerintahan misalnya, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dapat menerbitkan sertifikat tanah berbasis Blockchain, yang dilengkapi dengan data pemilik aset awal hingga pembeli terakhir, dengan batas-batas tanah yang jelas, sehingga tidak ada sertifikat ganda atau palsu. Demikian pula Pemerintah dapat membuat identitas e-KTP dengan data tunggal (Single Identity Number-SIN) sehingga tidak mungkin terjadi duplikasi, karena memiliki data tambahan yang unik untuk setiap orang. Data SIN dapat dihubungkan dengan pajak, PBB, aset tanah, bangunan, kendaraan dan kegiatan usaha, semuanya melalui Blockchain.

Sebuah Blockchain dibentuk dalam sebuah ecosystem dimana terdapat sejumlah stakeholder yang menjadi anggota dan sekaligus pengguna jasa Blockchain. Ecosystem tersebut dirancang sesuai dengan keperluan para anggotanya, dan dibangun dalam sebuah business platform berbasis IT. Pelaku utama dalam hal ini dapat perusahaan IT seperti IBM, perusahaan logistik, pabrikan atau perusahaan e-Commerce. Mereka mengundang para anggota yang terlibat value chain business untuk masuk dalam ecosystem dan menjalankan transaksi bisnis disana. Misalnya, pengiriman bahan baku, produksi, distribusi hingga penjualan barang jadi, termasuk transaksi keuangan yang harus dilakukan.

Konsep Blockchain sangat indah diatas kertas, namun sangat sulit diwujudkan karena menyangkut para pihak. Blockchain merupakan bagian dari management tools dalam sebuah siklus bisnis untuk menghasilkan keluaran yang efektif dan efisien. Management tools memiliki 3 komponen, yakni teknologi, proses dan SDM. Teknologi dan aplikasi Blockchain sangat beragam, sesuai dengan peruntukan tertentu. Platform Blockchain mana yang harus dipilih? Demikian pula perlu dipersiapkan SDM yang kompeten dan proses bisnis perusahaan yang sudah baku dan terdokumentasi. SDM merupakan kunci keberhasilan dari penerapan Blockhain, dimana SDM yang bekerja setidaknya memahami prinsip kerja Blockchain, sistem IT dan teknologi komunikasi yang menyebabkan proses kerja Blockchain dapat terwujud. Demikian pula, budaya perusahaan harus dikembangkan agar terbiasa dengan teknologi digital, pro-aktif dan kolaboratif dalam pekerjaan business networking.

Disamping SDM, tantangan pelaksanaan Blockchain adalah ketersediaan proses bisnis yang mengalir dalam sebuah business value chain, khususnya proses bisnis yang terjadi antar instansi atau perusahaan. Disamping barang dan jasa yang dihasilkan, juga dibutuhkan data-data dan dokumentasi yang baku dan benar, yang harus disediakan para pihak terkait. Penyediaan barang dan jasa yang berkualitas bagus berikut data-data yang benar dan lengkap, merupakan tantangan besar yang harus disediakan para produsen, sebelum mereka menjadi pemasok terpercaya atau memiliki digital trust dalam sistem Blockchain.

Tantangan lain yang dihadapi adalah regulasi Pemerintah yang belum mengijinkan penggunaan Blockchain. Hal ini dapat menyangkut kepada satu negara atau beberapa negara sekaligus. Sebelum menerbitkan regulasi, pemerintah perlu menyiapkan SDM, proses bisnis dan teknologi untuk memastikan regulasi berjalan efektif. Dan satu lagi yang perlu dipastikan adalah masalah security, dimana informasi bisnis dan keamanan transaksi tidak boleh bocor kepada pihak fraudster atau yang tidak berkepentingan.

Apakah perusahaan anda akan menggunakan aplikasi Blockchain? Sebelum anda memutuskan menggunakan aplikasi ini, perlu ditinjau terlebih dahulu masalah yang dihadapi saat ini dan potensi masalah dimasa mendatang. Apakah masalah tersebut dapat diatasi dengan aplikasi Blockchain dan apakah biaya investasi dan operasionalnya sebanding dengan hasil yang diharapkan? Dan bagaimana dengan para mitra yang akan ikut terlibat, apakah mereka sudah siap masuk terlibat dengan proses yang baku dan menyediakan data-data yang benar dan cepat. Dan yang paling utama, apakah regulasi bisnis dan keuangan di dalam negeri sudah mendukung pelaksanaannya?

Cepat atau lambat, Blockchain akan menjadi suatu kebutuhan bagi para pelaku bisnis yang sudah terhubung secara global. Demikian pula dalam sistem pemerintahan akan menjadi dasar dari sebuah pelaksanaan kerja, sertifikasi atau perikatan dengan para pihak. Indonesia memiliki kegiatan dagang yang sangat besar dan aktivitas pemerintahan yang sangat banyak untuk mengatur lebih dari 250 juta penduduk. Pemerintah dan swasta perlu segera merancang ecosystem di berbagai sistem perdagangan dan distribusi barang. Demikian pula tata kelola pemerintahan yang berbasis proses bisnis digital dan data terintegrasi antar instansi pemerintah dan Lembaga Tinggi Negara. Semoga perjalanan menuju Indonesia emas 2045 dapat terwujud. Salah satu programnya dimulai dengan perancangan proses bisnis digital dan penggunaan aplikasi Blockchain secara efektif di instansi pemerintah dan swasta. Semoga!