e2consulting.co.id – Kita masih teringat dengan kehebohan game Pokemon Go tahun 2016, yang menggabungkan realitas dengan dunia maya melalui teknologi Augmented Reality (AR). Teknologi yang sebelumnya digunakan untuk game ternyata dapat pula digunakan untuk edukasi, permainan maupun untuk menunjang pekerjaan di lapangan. Disamping AR, terdapat juga teknologi Virtual Reality (VR) yang umumnya digunakan untuk games dan pelatihan.

Apa perbedaan AR dan VR? AR menempatkan diatas gambar dunia fisik/nyata (superimpose) informasi digital melalui anotasi pada video livestreaming atau data pada bagian atas tampilan, sementara VR sepenuhnya menggunakan dunia virtual baik gambar maupun informasi digitalnya. Semakin banyak kita berinteraksi dengan dunia fisik, semakin kita perlu AR. Sebaliknya, semakin sedikit kita berhubungan dengan dunia fisik, semakin banyak kita bekerja dalam dunia virtual, maka VR semakin berguna. Dalam industri, aplikasi AR pada umumnya digunakan untuk mencocokkan manifestasi sistem mekanis virtual dan fisik, dan membuat penyesuaian diantara keduanya. AR lebih banyak digunakan untuk memberi instruksi pada kegiatan operasional (live work) dan remote support, sementara VR berfungsi sebagai simulator dan training tools yang memberikan edukasi berulang.

Aplikasi AR sudah meluas, salah satunya adalah untuk industri. AR device menjadi sarana kerja bagi SDM di lapangan untuk mempercepat proses kerja dan melakukan trouble-shooting. Dalam pelaksanaan Industry 4.0, mesin robot menjadi sarana kerja utama, yang melakukan produksi bahan baku menjadi barang jadi. Namun manusia juga masih bekerja untuk bagian yang tidak dilakukan robot, khususnya mengendalikan mesin-mesin pendukung sarana produksi. Dengan menggunakan AR device, pekerja akan dipandu untuk menemukenali letak objek yang disasar, menduga permasalahan dan cara mengatasi atau memperbaikinya.

Saat ini aplikasi AR dan VR dapat menggunakan smartphone maupun goggle glass. Dimasa mendatang, AR dan VR akan menjadi teknologi unggulan baru, menggantikan smartphone yang sudah berada di akhir kejayaannya. Dengan menggunakan goggle glass, kita melihat dilayar kacamata gambar video realitas berikut data digital yang membantu kita bekerja, belajar atau bermain. Terdapat sejumlah penyedia AR/VR device seperti HTC, Oculus, Apple, Sony Play Station, Google, Samsung dan Lenovo. Sementara penyedia software aplikasi AR industri antara lain PTC dan Microsoft.

AR untuk industri berfungsi sebagai remote guidance. Terdapat 3 jenis penggunaan AR di industri yakni sebagai pembantu (Assistance), sarana pelatihan (Training) dan untuk kepatuhan (Compliance). AR industri merupakan antarmuka yang memperlihatkan dan mengajari (show-and-tell) , melalui pemberian informasi digital yang ditumpangkan ke dunia fisik. Melalui pre-loaded AR, para karyawan baru dan lama dapat belajar tentang langkah kerja yang tervisualisasi. Dan untuk tujuan kepatuhan, AR dapat digunakan untuk memverifikasi langkah-langkah pada rangkaian dan proses kerja yang rumit.

Bagaimana AR bekerja? AR browsers memperkaya tampilan camera display dengan informasi yang kontekstual. Dalam hal ini terdapat kolaborasi kerja antara kamera dan sensor (misalnya LIDAR), yang kemudian memproses permintaan informasi kontekstual untuk diproyeksikan serta direfleksikan di layar. Seluruh pekerjaan ini dikelola oleh prosesor di smartphone atau goggle glass. Semakin tinggi kemampuan prosesornya maka semakin cepat waktu proses-nya dan semakin mampu mengelola gambar beresolusi tinggi.

AR sudah banyak digunakan dalam industri produksi kendaraan bermotor, pemeliharaan kendaraan dan di bidang logistik. Menurut ABI, diperkirakan nilai bisnis global AR sebesar USD 47 miliar pada tahun 2024, yang utamanya dihasilkan oleh penyedia platform dan lisensi, Headset hardware dan system integrator. Sementara perkiraan jumlah AR devices pada tahun 2024 sebesar 11,7 juta. Pengguna utama AR adalah bidang Logistics, Manufacturing, Energy & Utility, Government & Military dan Engineering & Construction. Beberapa perusahaan yang sudah menggunakan AR dalam pekerjaan antara lain Groupe PSA yang memproduksi mobil Peugeot dan Citroen, perbaikan atau reparasi kendaraan oleh Renault Trucks, Toyota dan Volkswagen. Dibidang manufacturing, Nokia telah menggunakan AR dan VR untuk membantu karyawan dalam proses pelatihan yang terkait dengan produksi perangkat Base Station. Menurut PTC (Vuforia), penggunaan AR dalam proses manufacturing telah berhasil meningkatkan efisiensi, business bottom line dan kepuasan pelanggan. Dibidang logistik, khususnya di bidang pergudangan, AR sangat berperan penting dalam penyimpanan dan pengambilan barang dari gudang. DHL telah menggunakan AR untuk mensortir paket dan inventory management.

Dalam pekerjaan di lapangan, AR dapat digunakan untuk membantu pekerjaan berbahaya, meningkatkan kecepatan kerja, ketelitian atau mengurangi kesalahan, ketepatan lokasi yang akan diperbaiki atau lokasi penyimpanan yang dituju. Misalnya lokasi perangkat yang mengalami gangguan atau komponen kendaraan yang perlu diganti atau diperbaiki. AR membantu pekerja junior untuk percaya diri bekerja karena dipandu AR, khususnya dalam menemukan lokasi kerusakan dan mengganti modul yang rusak.

Bagaimana dengan penggunaan AR industri di Indonesia? Perusahaan swasta dan BUMN yang sedang bertransformasi digital, perlu menata ulang kembali roadmap teknologi-nya, khususnya tentang penggunaan teknologi digital dalam proses otomatisasi dan mendukung SDM yang bekerja di lapangan. Apa yang menjadi hambatan utama dalam bekerja dan apakah teknologi AR atau VR bisa menyelesaikan masalah tersebut? Satu hal yang pasti, perusahaan logistik dan e-commerce, memerlukan AR dalam mempercepat proses kerjanya serta meningkatkan kualitas layanannya. Demikian pula, perusahaan infrastruktur yang memiliki jumlah aset yang banyak dan tersebar, seperti Operator Telekomunikasi dan Tower Provider, dapat menggunakan AR dalam mengelola aset, operasi dan pemeliharaan Base Station. Tidak ketinggalan juga instansi Pemerintah, TNI perusahaan konstruksi dan building management, sudah saatnya menggunakan AR dalam bekerja. Mari kita dayagunakan AR device secara efektif untuk meningkatkan kualitas kerja dan keuntungan perusahaan atau institusi!