e2consulting.co.id – Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan yang berarti dalam lingkungan bisnis di seluruh dunia. Banyak perusahaan yang terpuruk karena permintaan pasar yang menurun secara berarti, namun ada juga perusahaan yang bertumbuh karena keterbatasan pergerakan manusia, yakni situasi yang memaksa bekerja dari rumah (Work From Home-WFH) dan belajar dari rumah (Learning From Home – LFH). Perusahaan infrastruktur internet telah mengalami pertumbuhan trafik di kawasan perumahan, demikian pula perusahaan jasa video conference seperti Zoom dan konten hiburan seperti Netfix, Tiktok dan Youtube, mengalami pertumbuhan bisnis yang berarti. Pertumbuhan transaksi yang lain adalah pengiriman barang home delivery oleh perusahaan logistik. Namun, lebih banyak lagi perusahaan yang bergerak dibidang barang dan jasa menjadi terpuruk, baik kelas UMKM hingga perusahaan besar sekalipun. Perusahaan-perusahaan ini harus ditolong agar mereka bangkit kembali.

Maskapai penerbangan di seluruh dunia mengalami penurunan bisnis yang sangat berarti karena menurunnya jumlah orang yang bepergian. Maskapai penerbangan yang negara asalnya menjadi hub atau simpul penerbangan regional, mendapat pukulan yang sangat besar. Negara-negara tersebut antara lain Singapore, Uni Emirates Arab, Turkey, Qatar dan beberapa negara Eropa Barat. Pesawat terbang berbadan lebar milik maskapai negara-negara tersebut, seperti Airbus A-380, A-350, A-330, Boeing 777 dan 787, yang melayani penerbangan jarak jauh, sudah sebagian besar menganggur, karena tidak ekonomis untuk diterbangkan saat ini. Kondisi ini telah membebani keuangan perusahaan secara berarti. Maskapai penerbangan harus tetap hidup, mereka merubah strategi bisnis dengan mengganti pesawat berbadan lebar dengan berbadan sempit (narrow body) untuk melayani penumpang direct flight ke kota-kota destinasi akhir, dimana selama ini mereka hanya melayani sampai ke kota besar terdekat saja. Pesawat narrow body tersebut antara lain Airbus A-321 XLR extended range dan Boeing 737-800 MAX yang mampu terbang non-stop dari London ke New York karena memiliki tambahan tangki bahan bakar dan efisiensi mesin jet-nya. Penerbangan jarak jauh ini menjadi layak karena okupansi pesawat dapat dipenuhi dan operating cost dapat dikelola dengan baik.

Perusahaan infrastruktur internet juga mengalami pergeseran lokasi pengguna layanannya, dari kawasan perkantoran ke pemukiman, karena kegiatan belajar dari rumah dan pembatasan bekerja dari kantor. Keberadaan anggota keluarga yang bekerja atau belajar serta menikmati hiburan dari rumah, telah menyebabkan pertumbuhan trafik data yang sangat berarti. Sebelum pandemi, jumlah gadget (devices) yang mengakses WiFi di rumah hanya 2-3 devices, namun setelah pandemi Covid-19 menjadi 7 – 8 devices. Penggunaan serentak ini menyebabkan bandwidth 10 Mbps yang tadinya cukup memadai, menjadi jauh dari mencukupi. Akibatnya, kegiatan video conference atau menonton video streaming menjadi lambat atau mengalami buffering. Dibutuhkan bandwidth 30 Mbps agar semua pengguna nyaman berinternet di rumah. Perusahaan infrastruktur fixed atau mobile internet telah bekerja keras menambah kapasitas jaringan di daerah perumahan, termasuk di daerah terpencil, agar mampu melayani murid/siswa yang belajar dari jarak-jauh. Selama masa pandemi Covid-19, perusahaan fixed atau mobile internet telah mengalami pertumbuhan revenue, namun cost-nya juga meningkat karena kenaikan biaya pemeliharaan infrastruktur dan sarana transmisi.

Perusahaan logistik juga menikmati pertumbuhan usaha karena pandemi Covid-19. Masyarakat yang tinggal di rumah membutuhkan dukungan dari luar rumah. Perlu kurir yang mengantar jemput kebutuhan rumah dan kantor. Misalnya, order makanan, membeli barang secara online dan antar jemput dokumen. Perusahaan logistik telah mengembangkan bisnisnya dengan aplikasi tracking dan merekrut lebih banyak tenaga penghantar barang (last miles delivery). Masih banyak perusahaan lain yang bertumbuh selama masa pandemi Covid-19 ini, khususnya yang terkait dengan bisnis Kesehatan, makanan dan minuman.

Bagaimana dengan industri barang dan jasa lainnya? Mereka terpuruk karena penurunan demand yang sangat berarti sehubungan dengan menurunnya daya beli masyarakat. Apa yang harus dilakukan perusahaan dan Pemerintah agar mereka bangkit kembali? Pemerintah telah mencanangkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada tahun 2021 dan berbagai stimulus ekonomi telah dilakukan untuk menumbuhkan kembali perekonomian nasional. Demikian pula program vaksinasi sudah dijalankan dan SDM penggerak ekonomi akan diprioritaskan divaksin pada tahun ini. Hal tersebut membawa harapan bahwa negara kita akan lebih cepat pulih perekonomiannya. Oleh sebab itu, pelaku industri nasional harus mempersiapkan diri untuk bangkit kembali. Mereka harus memiliki daya lenting (resilience) untuk bangkit dari keterpurukan. Indonesia merupakan negara besar yang memiliki pasar yang sangat luas, memiliki sumber daya alam dan jumlah SDM yang produktif. Disamping itu, negara kita memiliki visi Indonesia emas 2045, yang menjadi sasaran program pembangunan yang berkelanjutan. Program-program kerja ini akan menjadi landasan untuk pertumbuhan ekonomi nasional.

Perusahaan nasional harus menjalankan usahanya dengan mempertahankan bisnis yang ada saat ini dan sekaligus merancang bisnis masa depan. Pengembangan bisnis dilakukan secara organic growth maupun anorganic growth. Ada tiga jenis bisnis organic growth, yakni Investing, Performing dan Creating. Pengembangan bisnis Investing dilakukan terhadap kegiatan usaha eksisting yang masih bertumbuh pesat. Kegiatan usaha dilakukan dengan mengeksploitasi pasar seluas-luasnya. Dalam case tersebut diatas, perusahaan infrastruktur internet mengembangkan kapasitas jaringannya ke wilayah-wilayah yang masih membutuhkan layanan internet. Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, terdapat beberapa industri yang masih bertumbuh cukup pesat seperti perusaahaan farmasi, supplement food, jamu tradisional, peralatan kesehatan, sanitasi dan kebersihan, peralatan olah-raga, bahan pangan serta logistik. Untuk itu, mereka harus mengembangkan kapabilitas usahanya dengan membuat pabrik baru, memperbaiki proses bisnis dan menambah SDM yang kompeten dibidangnya. Apakah usahamu saat ini berada di zona Investing? Jika ya, maka lakukan segera investasi dibidang SDM dan peralatan teknologi digital.

Pengembangan bisnis Performing dilakukan dengan meningkatkan kapabilitas internal perusahaan di bidang core business, misalnya bidang marketing, sales, customer service, operation/production, yang diharapkan mampu meningkatkan revenue atau mengurangi biaya secara berarti. Dalam sistuasi pertumbuhan bisnis yang lambat seperti saat ini, adalah merupakan waktu yang tepat untuk menyempurnakan proses bisnis, meningkatkan kemampuan teknologi, mesin pabrik dan mengembangkan kompetensi SDM. Banyak perusahaan telah melakukannya selama masa pandemi Covid-19, antara lain melakukan jualan D2C (direct to customers), memperbaiki customer experience management dan hubungan dengan pemasok, proses bisnis internal, serta melatih SDM dibidang kompetensi teknis dan digital business.

Sementara Creating adalah merupakan eksplorasi bisnis baru yang menciptakan produk atau layanan baru yang berbeda dari produk dan layanan saat ini. Pengembangan ini untuk menyasar kebutuhan pelanggan eksisting maupun pelanggan baru. Misalnya, pengembangan energi terbarukan yang masih baru di Indonesia. Industri ini memiliki ekosistem yang luas, antara lain membutuhkan produksi solar-cell, batere dan inverter serta aplikasi controller. Demikian pula dibutuhkan charging-station yang akan mengisi batere mobil listrik. Bisnis ini merupakan blue ocean yang belum serius digarap oleh pelaku industri nasional. Eksplorasi bisnis baru ini membutuhkan sumber daya yang sangat besar. Perlu kerjasama dengan para pihak agar mampu bertumbuh dan membagi risiko bersama-sama.

Pemerintah perlu segera membangun roadmap industri nasional dan menetapkan program prioritas yang akan dijalankan. Hal ini akan menjadi referensi bagi pelaku usaha untuk mempersiapkan kegiatan eksploitasi maupun eksplorasi usahanya. Demikian pula, para pelaku usaha perlu dibina dan diberi modal kerja untuk bisa bertumbuh. Semoga!