e2consulting.co.id – Saat ini generasi muda gen-Z dan Alpha telah memasuki dunia kerja, mereka akan menjadi penerus kita untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Berbagai stigma negatif dialamatkan kepada generasi muda ini, ada yang menyebut mereka sebagai yang lembek, mudah mengeluh, atau disebut sebagai generasi strawberry, ditekan sedikit langsung penyet.

Para gen-Z memilih perusahaan yang sesuai dengan gaya hidup dan norma-norma yang mereka sukai. Pekerja gen-Z tidak betah bekerja di satu perusahaan, mereka senang melakukan pekerjaan yang disukainya saja, tidak kuat menghadapi tekanan berat. Bila tidak suka dengan lingkungan kerja, langsung berhenti, cari perusahaan lain. Atasan yang tidak disukai disebut toxic, padahal tujuannya mungkin baik dan mendidik.

Gen-Z dan Alpha memiliki sifat FOMO (Fear Of Missing Out), takut ketinggalan dengan teman-temannya dan FOBO (Fear of Better Option), yakni takut ada pilihan yang lebih baik. Namun generasi ini lebih pintar dan lebih cerdas, karena mereka sudah terhubung dengan dunia maya semenjak masa kecil. Mereka mendapatkan referensi bukan lagi dari guru, orangtua atau kakak, tetapi dari internet. Bagi mereka, kebenaran itu ada di dunia maya, bukan di dunia nyata. Mereka mendambakan hidup seperti orang-orang hebat yang ada di dunia maya, walaupun sebagian besar dari pesohor itu melakukan flexing. Mereka lebih percaya kepada para endorsers daripada para ahli yang sesunguhnya. Kita tidak mudah berhadapan dengan mereka, karena mereka berargumen berdasarkan fakta, sementara kita pada umumnya berdasarkan perasaan.

Kita sebagai generasi yang lebih berpengalaman harus bijak menghadapi mereka yang lebih cerdas, namun minim pengalaman nyata. Kita harus memahami persoalan dan tantangan yang mereka hadapi, agar kita mampu memberikan solusi yang efektif dan dapat mereka terima dengan tangan terbuka. Gen-Z dan Alpha sudah datang dan akan menjadi pemimpin di masa mendatang. Kita tidak dapat merubah mereka sesuai dengan keinginan kita, oleh sebab itu, kitalah yang merobah diri dalam berinteraksi dengan mereka, tentu dengan tetap memprioritaskan tujuan perusahaan diatas kepentingan pribadi mereka.

Terdapat lima hal yang harus kita persiapkan dalam memenangkan hati generasi muda :

  1. Membangun komunikasi yang efektif
  2. Memperlakukan generasi muda setara dengan kita dalam hal pemikiran
  3. Menerapkan servant leadership
  4. Menyelaraskan tujuan perusahaan dengan tujuan pribadi
  5. Menerapkan metoda kerja berbasis agile project

Dengan memberikan pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai dan tujuan perusahaan, mereka dibimbing untuk menyelaraskan tujuan pribadi dan nilai-nilai yang mereka anut. Dengan bertambahnya usia mereka akan semakin dewasa, yang membutuhkan stabilitas pekerjaan dan kepastian masa depan. Perusahaan aktif memantau para talenta High Performance Employee dan melakukan program Coaching & Mentoring. Demikian pula, program employee engagement dilakukan secara terus menerus sehingga terbentuk rasa saling percaya (trust) antara karyawan dan perusahaan. Demikian pula program kerja work from anywhere dapat dikembangkan sebagai cara mengatasi masalah FOMO dan membangun media komunikasi untuk membahas solusi FOBO.

Generasi tua dan generasi muda harus hidup berdampingan dan secara bertahap mengalihkan tanggungjawab ke generasi muda, khususnya untuk membangun masa depan perusahaan. Hal ini tidak mudah diwujudkan, perlu perubahan mindset di lingkungan perusahaan, terutama bagi para karyawan senior. Perlu dibangun manajemen perubahan, dimana salah satu program kerjanya adalah memperbaiki budaya perusahaan, agar sesuai dengan perkembangan pelanggan dan karyawan terkini dan di masa depan (bersambung).