e2consulting.co.id – Rencana pemindahan ibukota Indonesia yang digagas Presiden Jokowi saat ini merupakan tantangan yang cukup berat. ( baca juga : Mewujudkan Smartcity di Ibu Kota Baru ) Oleh karena itu konsep Smart City di ibukota baru sangat penting diterapkan.
Konsep smart city meliputi sejumlah aplikasi smart, antara lain smart office, smart apartment/home, IT connectivity, Public Transportation, Urban Mobility, Water supply, Sanitation, dan Solid Waste Management. Disamping membangun aplikasi smart city, Pemerintah juga perlu membangun dan mengintegrasikan aplikasi e-Government yang mencakup e-KTP, e-Education, e-Health, e-Administration, e-Tax dan e-Information. Lebih lanjut kami akan mengulas aplikasi smart city yang perlu dibangun, antara lain adalah :
1. IT connectivity
Jaringan IT berkecepatan tinggi merupakan tulang punggung smart-city yang membutuhkan jaringan internet untuk menyalurkan data dari semua perangkat/sensor untuk diolah menjadi informasi. Kota baru harus memiliki jaringan internet fixed and wireless yang mampu melayani kebutuhan masyarakat dengan kecepatan diatas 2 GByte/detik dan latency jaringan < 1 mili detik. Teknologi yang saat ini sedang berkembang adalah teknologi 5G, dimana pada tahun 2020 sudah bisa dioperasikan di Indonesia.
2. Smart-office & smart-building
Seluruh gedung-gedung negara, rumah dan apartemen sudah harus memiliki sarana smart building, yakni perpaduan antara sensor IoT (Internet of Things) dan sistem kontrol yang mengatur pencahayaan, suhu udara, lift, listrik, parkir, charging mobil listrik dan lain-lain, sehingga pengelolaan gedung berjalan efektif dan efisien. Demikian pula untuk layanan smart home/apartment, aplikasi harus mampu mengendalikan keamanan rumah atau apartemen, menghidupkan/mematikan perangkat elektronik TV dan AC, mengawasi kran air, gas, kompor gas/listrik, kulkas serta dapat diperintah melalui smart speaker ataupun smartphone dari jauh. Aplikasi smart office mempunyai kemampuan mengelola kebutuhan logistik kantor, ruang rapat, absensi kehadiran, bekerja dari luar kantor, pengaturan makan siang serta mengendalikan penggunaan gadget di dalam kantor untuk menghindari kebocoran informasi.
3. Public Transportation
Dengan adanya sistem transportasi kota yang baik dan nyaman, perjalanan pegawai ke kantor diharapkan dapat ditempuh kurang dari 30 menit. Dibutuhkan sarana transportasi yang murah dan fleksibel untuk berangkat dari rumah menuju kantor, tempat rekreasi, bandara dan pelabuhan laut. Sarana yang paling tepat adalah menggunakan kereta api dan bis bertenaga listrik. Penggunaan mobil pribadi sebaiknya dibatasi, khusus untuk pejabat tinggi negara dan pengusaha, dengan jumlah kepemilikan per orang dibatasi. Demikian pula penggunaan sepeda motor perlu dibatasi pula. Semua kendaraan sebaiknya menggunakan tenaga listrik (Electrical Vehicles). Jumlah taxi dibatasi dan didorong penggunaan ride-sharing, atau naik mobil bersama.
4. Air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan utama warga kota yang harus disediakan oleh pemerintah. Di Ibu Kota Baru ini, air bersih harus dapat diminum langsung dari kran dan harus tersedia secara terus-menerus. Perlu dipastikan sumber air baku apakah berasal dari danau, hutan, digali dari tanah atau diolah dari air laut /air limbah. Pengolahan air bersih harus dibangun sesuai dengan perkembangan penduduk kota dan kualitas airnya dapat diawasi dengan menggunakan sensor IoT yang memantau debit air dan kualitas air, serta menggunakan data-analytics untuk mengelola mutu dan pola konsumsi air di kantor serta di perumahan/apartemen.
5. Power Supply
Kalimantan Timur merupakan produsen batu bara yang dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Namun penggunaan batubara sebagi sumber energi tidak direkomendasikan karena akan menimbulkan polusi udara. Dengan perkembangan teknologi renewable energy saat ini, pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga angin yang diback-up oleh batere Lithium-Ion menjadi pilihan utama. Harga pembangkit listrik ini sudah jauh lebih murah di bandingkan dengan 5 tahun yang lalu. Lahan yang luas tersedia untuk kebun panel tenaga surya dan letak kota yang dekat dengan khatulistiwa akan menghasilkan listrik tenaga surya dengan daya MW-hour yang besar. Kita mengharapkan di Ibu Kota Baru ini lebih dari 70 % energi menggunakan tenaga surya dan tenaga angin. Hal ini juga akan mengurangi kemungkinan terjadinya black-out besar-besaran seperti yang terjadi pada tanggal 4 Agustus 2019 yang lalu di Jawa bagian barat.
6. Urban Mobility
Pergerakan warga Kota Baru baik dalam bekerja dan beraktivitas perlu dipantau agar semuanya berjalan lancar dan menyenangkan. Perlu didorong masyarakat untuk menggunakan sepeda untuk perjalanan dekat dan pergerakan manusia perlu diawasi serta dikendalikan agar perjalanannya lancar. Tempat-tempat keramaian, jalan protokol, dan pusat rekreasi /hiburan akan menjadi tujuan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. Aplikasi urban mobility diharapkan mampu mengawasi dan mengatur pergerakan kendaraan, termasuk pengaturan traffic light, jadwal berangkat bis dan kereta api serta alternatif transportasi yang dapat dipilih masyarakat untuk mencapai tujuannya. Sensor IoT dan kamera pemantau akan terhubung ke pusat data untuk diolah data-analytics-nya dan ditindaklanjuti di lapangan.
7. Sanitasi
Kesehatan warga Kota Baru dipelihara dan ditingkatkan dengan pemberdayaan masyarakat untuk hidup bersih, jauh dari kotoran rumah dan limbah berbahaya. Budaya masyarakat kota dibangun, yakni budaya baru yang hidup higienis dan mengelola sampah organik serta anorganik secara bijak. Sanitasi lingkungan seperti tempat pembuangan sampah dan saluran air limbah harus dikelola dengan baik sehingga tidak ada tumpukan sampah, genangan air dan air limbah harus mengalir lancar menuju ke tempat pembuangannya. Semua pengelolaan sanitasi ini dapat dibantu teknologi IoT yang menempatkan sensor-sensor pemantauan di titik-titik penting dan menyalurkan informasi secara realtime ke pusat pengendali sanitasi.
8. Solid waste management
Pemerintah Kota Baru perlu membangun pengolahan sampah organik dan mendaur ulang sampah anorganik. Sampah organik dibuat menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk merawat taman kota. Demikian pula air limbah dapat diolah menjadi air bersih. Sementara limbah berbahaya dan elektronik ditampung oleh pemerintah kota untuk dimusnahkan.
Untuk mewujudkan smart city ini, Pemerintah perlu membentuk Badan Otorita yang merancang, mempersiapkan dan memastikan pelaksanaannya tercapai sesuai dengan jadwal serta untuk mengoperasikan sistem aplikasi dan teknologinya. Badan Otorita mengumpulkan semua kebutuhan instansi yang akan dipindahkan (users requirement) dan menterjemahkannya menjadi sejumlah program dan proyek. Badan Otorita akan melakukan penyelarasan program dan proyek antar Departemen/Instansi dan mengelola anggaran yang dibutuhkan.
Disamping membangun Infrastruktur Ibu Kota, Badan Otorita perlu menyelaraskan program kerja antar Departemen atau Instansi, agar proses kerjanya mengalir dan berbasis digital serta memiliki sumber informasi yang sama (data integrity). Dan yang paling utama, Badan Otorita perlu mempersiapkan mental, meningkatkan literasi digital dan kompetensi serta membangun budaya baru para ASN, TNI & POLRI, agar memiliki etos kerja yang tinggi dan mampu bekerja menggunakan teknologi digital.
Satu hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah pemberdayaan masyarakat lokal supaya mampu beradaptasi dengan lingkungan masyarakat modern, meningkat mutu pendidikannya serta mampu bersaing dengan masyarakat pendatang. Badan Otorita mempunyai kewajiban untuk memberdayakan masyarakat lokal tersebut.
Dengan adanya infrastruktur smart city, proses kerja yang lincah dan ramping, penggunaan teknologi digital secara efektif serta didukung oleh SDM yang kompeten dan berintegritas tinggi, pasti Indonesia akan bangkit dan menjadi negara maju pada tahun 2045. Perlu upaya dan komitmen yang kuat dari semua warga negara Indonesia. Pepatah Cina mengatakan, perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama. Mari kita dukung dan wujudkan Ibu Kota Baru ini. [lumumba sirait]