BataraNews.com – Tulisan kali ini saya mengulas tentang pengembangan kompetensi digital yang dibutuhkan dalam program Transformasi Digital Perusahaan. Keberhasilan Transformasi Digital sangat ditentukan oleh adanya SDM yang memiliki literasi digital dan kompetensi di bidang bisnis digital.
Perkembangan teknologi digital dan aplikasinya, menuntut kita harus memiliki literasi digital yang memadai agar mampu beradaptasi dengan peradaban modern. Pertanyaan sederhana, apakah kita sudah terbiasa bekerja menggunakan gadget dalam bekerja? Sejauh mana kita mendayagunakan berbagai software dan aplikasi yang ada didalamnya untuk mempermudah bekerja, berbisnis, melakukan transaksi, belajar, maupun untuk mengakses hiburan dan menikmati personal lifestyle? Atau gadget hanya digunakan untuk kepentingan media sosial?
Gadget merupakan sarana atau antar muka untuk berselancar di dunia maya, yang dapat mengakses beragam layanan, antara lain media sosial, hiburan, pendidikan, pengetahuan, korespondensi, transaksi bisnis, pasar jual beli e-commerce, system pembayaran dan pengiriman uang, serta berbagai layanan untuk keperluan pribadi, komunitas dan perusahaan.
Para pekerja profesional menggunakan gadget sebagai alat utama dalam bekerja, selalu dibawa kemana-mana. Dengan adanya jaringan Internet atau WiFi, setiap orang dapat bekerja dari mana saja (nomadic office). Untuk menjadi pekerja profesional bergerak (mobile office), seseorang dituntut untuk memiliki kompetensi digital disamping literasi digital yang memadai. Menurut Wikipedia, literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut Bryn Mawr, kompetensi digital (digital competence) adalah kumpulan keahlian digital yang dikatagorikan kedalam lima fokus area, yakni Digital Survival Skills, Digital Communication, Data Management and Preservation, Data Analysis and Presentation dan Critical Making, Design and Development. Kompetensi digital ini masih bersifat umum dan ditujukan kepada pelajar untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan masa depan.
Pemahaman kompetensi digital sangat beragam sesuai dengan organisasi yang membutuhkannya. Misalnya, sekolah sebagai lembaga pendidikan vokasi perlu mempersiapkan SDM untuk mendukung Industri 4.0. Sekolah perlu mendidik dan melatih siswa agar mampu mengoperasikan dan memelihara peralatan atau mesin yang sudah berbasis akses internet atau wireless communication, sehingga mesin bekerja optimal menghasilkan produk yang memuaskan serta menghasilkan data-data kegiatan produksi untuk diolah lebih lanjut menjadi informasi.
Industri yang menjalankan bisnis digital atau bertransformasi menjadi digital company, perlu mempersiapkan kompetensi digital yang sesuai dengan sifat industrinya. Disamping memiliki kompetensi teknis dan kompetensi inti, semua SDM harus memiliki literasi dan kompetensi digital, yang sesuai dengan tugas dan bidang kerjanya. Sebagai contoh, Google, Amazon, Netflix, Softbank, dan perusahaan start-up unicorn yang sudah terlahir sebagai digital company, memiliki SDM berkompetensi inti, teknis dan digital yang melekat disetiap karyawannya. Bagaimana dengan perusahaan lama yang bertransformasi menjadi digital company, kompetensi digital apa yang harus dimiliki? Hal ini sangat tergantung kepada bidang dan arah pengembangan usahanya serta sejauh mana teknologi baru didayagunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Terdapat 3 hal penting yang harus dipahami, yakni process, technology dan people:
Pertama, perusahaan yang mendigitalisasi proses kerjanya harus paham tentang Business Process Management dan aplikasi digital yang menunjangnya. Sebagai contoh, perusahaan yang menjual barang dan jasa secara online. Pelanggan berhubungan dengan penjual melalui aplikasi penjualan. Aplikasi penjualan terhubung dengan aplikasi inventory, keuangan dan delivery secara terpadu sehingga mampu memberi dan menjaga mutu layanan, mempersingkat proses kerja administrasi dan mempercepat delivery ke pelanggan serta memutahirkan data inventory.
Kedua, perusahaan yang menggunakan tools atau teknologi digital dan aplikasi digital dalam memproduksi barang atau menjual layanannya. Misalnya, penggunaan robot dalam proses produksi di pabrik dan di gudang, penggunaan Autonomous Vehicle dalam kegiatan pertambangan, penggunaan drone dalam delivery barang, serta penggunaan sensor IoT, Big data dan Artificial Intelligent dalam proses kerja.
Ketiga, perusahaan harus mendayagunakan SDM secara efektif, yakni dengan membangun dan menjalankan sistem kompetensi yang efektif, memotivasi karyawan, memberi remunerasi yang pantas dan senantiasa mengembangkan kemajuan karyawan sehingga tingkat employee engagement meningkat dari tahun ke tahun.
Apapun posisimu saat ini, apakah sebagai karyawan biasa, manajer, eksekutif perusahaan, pemilik perusahaan, pelaku UMKM atau pelaku start-up, anda harus membangun kompetensi digital yang relevan dengan masa depanmu dan perusahaanmu. Setidaknya ada 3 bidang yang perlu dipahami supaya anda mudah beradaptasi dengan bisnis dan teknologi digital :
- Devices :
Mengikuti perkembangan gadget yang relevan dengan kebutuhanmu, antara lain smartphone, laptop, komputer, game console, layer TV, speaker pintar, camera, dan sensor IoT. Pemahaman yang memadai akan gadget akan memudahkan anda memilih perangkat yang sesuai dengan kebutuhan dan mendapatkan harga yang kompetitif serta manfaatnya dalam mendukung pekerjaan.
- Network & IT:
Mengikuti perkembangan teknologi Jaringan dan Internet, misalnya tentang perkembangan teknologi 4G & 5G berikut aplikasinya. Untuk menghubungkan devices ke pusat pengolah data dapat menggunakan jaringan Internet publik, 4G & 5G wireless network, WiFi, NFC, Bluetooth dan lain-lain. Anda juga perlu mempelajari penyedia layanan Internet, baik layanan Fixed Broadband Network maupun Mobile Broadband Network. Perlu dipelajari kemampuan layanannya, antara lain cakupan yang luas dan stabil, kecepatan data yang tinggi dan latency yang rendah. Dan tentunya harga layanan yang kompetitif serta layanan purnajualnya. Demikian juga anda perlu paham tentang byte data yang dikonsumsi, misalnya pengiriman gambar dan video jauh lebih besar mengkonsumsi byte data dibandingkan dengan chatting.
Dibidang IT anda perlu memahami IT system secara garis besar, yakni perangkat yang memproses transaksi dan menyimpan data serta informasi. Infrastruktur IT dapat terdiri atas server, memori (storage) dan firewall yang mengamankan Jaringan serta IT System terhadap penyusup yang bermaksud tidak baik terhadap layanan usaha. Pengadaan system infrastruktur IT dapat dimiliki sendiri atau disewa melalui Cloud Service Provider. Saat ini layanan Cloud menjadi pilihan utama karena tidak perlu investasi perangkat keras dan perangkat lunak serta penyediaan kapasitas layanannya dapat disesuaikan sejalan dengan pertumbuhan trafik pelanggan. Model bisnisnya berupa sewa, pay as you grow.
- Applications :
Memahami layanan digital apa yang anda jual dan aplikasi penunjang apa yang anda perlukan dalam berusaha?. Secara umum terdapat tiga kelompok aplikasi, yakni Commerce, Operation/Production dan Enterprise. Aplikasi Commerce dapat berupa platform yang mempertemukan para stakeholder di dalam lapak, antara lain hubungan antara pelanggan, penyedia barang dan jasa, payment system, loyalty program, P2P lending, Insurtech dan lain-lain.
Aplikasi Operation/Production pada umumnya terkait dengan proses produksi atau service delivery. Berbagai aplikasi industri seperti digital twins saat ini sedang berkembang, yang memadukan sensor IoT, system Big data, cloud services dan Artificial Intelligent (AI) untuk memastikan proses kerja berjalan efektif dan efisien serta dapat memprediksi masa depan (predictive analytics).
Aplikasi Enterprise merupakan sejumlah aplikasi yang diperlukan untuk menunjang operasional perusahaan, antara lain Procurement, Inventory, Project Management, Human Capital Information System, e-learning, Budgeting, Accounting, Asset Management dan Executive Information System (EIS). Software aplikasi tersebut tersedia dipasaran, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan usaha kita.
Disamping aplikasi-aplikasi tersebut diatas, terdapat pula ribuan aplikasi yang ditanamkan pada smartphone atau tablet berbasis software Android maupun i-OS. Aplikasi ini pada umumnya dibangun oleh para start-up untuk memenuhi kebutuhan personal lifestyle, komunitas dan perusahaan.
Kompetensi digital tersebut diatas pada umumnya masih terkait dengan kompetensi teknis. Terdapat beberapa softskills yang perlu dikembangkan pula, antara lain Business Process Management, Collaboration and Partnership, Business Model Generation (business canvasing), Governance Risk and Compliance serta Future Leadership.
Masa depan penuh dengan ketidakpastian, anda harus mempersiapkan diri untuk senantiasa adaptif. Mari tingkatkan literasi dan kompetensi digital dengan belajar secara terus-menerus. Jadilah penuntun arah masa depan, bukan jadi pengikut (follower) saja….. [lumumba sirait]