e2consulting.co.id – Pembahasan kita kali ini tentang kepemimpinan di era transformasi digital yang ditandai dengan  disrupsi terjadi dimana-mana. Sebagai pimpinan puncak, menengah dan bawahan atau sebagai start-up, anda harus memiliki leadership yang efektif pada jaman now, untuk mampu menggerakkan SDM generasi X, millennial maupun Z bekerja dengan senang hati dan memberikan kontribusi terbaiknya.

Dimasa lalu, leadership dibutuhkan untuk memaksimalkan performansi organisasi/perusahaan, dengan mendayagunakan seluruh SDM untuk mencapai performansi finansial, pelayanan kepada pelanggan atau masyarakat, menjalankan operasional organisasi/perusahaan secara efektif dan efisien serta menjaga kepentingan stakeholder. Dengan makin kompleksnya lingkungan organisasi/perusahaan serta ancaman disrupsi, dibutuhkan pemimpin yang hebat untuk mampu mencapai target jangka pendek dan sekaligus membangun masa depan secara serentak. Tujuan organisasi/perusahaan jangka pendek dapat dicapai dengan mendayagunakan kemampuan manajerial SDM di berbagai bidang, namun untuk mencapai tujuan jangka panjang memerlukan inovasi dan ketrampilan baru dalam mengeksplorasi produk atau layanan baru.

Transformasi digital yang melanda semua sektor usaha, organisasi dan pemerintahan telah membuka mata dan pikiran kita untuk melihat masa depan dari masa kini. Banyak perusahaan yang berjaya di Fortune 500 sekitar 20 tahun lalu telah punah saat ini, sebaliknya muncul perusahaan digital yang mengisi daftar Fortune 500. Mereka antara lain Facebook, Google, Amazon, Alibaba, Softbank dan banyak perusahaan lainnya yang berbasis teknologi digital. Kepuasan atau complacency para pemimpin perusahaan mapan di masa lalu akan performansi finansial yang hebat menyebabkan mereka terlena. Sementara pengusaha OTT Player, e-Commerce atau start-up secara perlahan-lahan membangun solusi bisnis yang diperlukan oleh masyarakat banyak sehingga dalam waktu singkat mereka bertumbuh sangat cepat. Disinilah letak perbedaan visi kedua pemimpin, yang satu berupaya mempertahankan efektivitas dan efisiensi bisnis yang menyebabkan pemegang saham dan investor senang, sementara perusahaan digital membangun masa depan tanpa terikat kepada keinginan investor jangka pendek.

Perusahaan yang akan bertahan ke depan adalah perusahaan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, mampu melayani kebutuhan pelanggan dengan sangat memuaskan, memiliki model bisnis yang beragam dan terutama adalah memiliki SDM yang inovatif serta kolaboratif. Solusi bisnis kedepan tidak lagi semuanya disediakan sendiri, tetapi lebih banyak dilakukan dengan berkolaborasi dengan pihak eksternal sehingga berbagai produk dan layanan dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Misalnya perusahaan e-Commerce bekerja sama dengan Bank dan Fintech dalam proses pembayaran, sementara perusahaan konten hiburan bekerjasama dengan perusahaan media streaming untuk menjangkau pemirsa/pendengarnya. Sebagai seorang pemimpin yang berwawasan masa depan, anda harus memiliki literasi dan kompetensi digital yang mempermudah anda bekerja dengan anak-anak muda yang bekerja di bidang IT, data-analytics, product & service development, marketing & sales, customer experience management dan robust operations.  Pemimpin masa depan harus memiliki leadership dan management skills, laksana dua sisi mata koin. Di satu sisi anda harus memiliki leadership yang mampu menggerakkan SDM bekerja melebihi harapan (going for extra miles) dan   disisi lain anda harus mengaplikasikan management and technical skills agar seluruh SDM bekerja efektif dan efisien dalam setiap jenis pekerjaan yang dilakukan, senantiasa melayani pelanggan lebih baik dan inovatif mengembangkan produk atau layanan baru.

Leadership style berbeda pada setiap era. Di masa lalu kepemimpinan lebih bersifat mengarahkan (directive), namun saat ini sudah berubah kearah pengayoman (partisipative). Di era sekarang, generasi X pada umumnya merupakan pemimpin puncak di berbagai organisasi/perusahaan, generasi millennial sebagai manajemen madya dan generasi Z menjadi angkatan kerja baru.  Generation gap antara X dan millennial tidak bisa dihindari karena masing-masing memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Generasi tua harus menyadari hal ini dan perlu melakukan pendekatan yang bijak kepada generasi muda sehingga transisi kepemimpinan dari generasi tua ke generasi muda berjalan lancar (smooth). Seorang dinyatakan sebagai leader jika mampu mempersiapkan penggantinya dari kader internal perusahaan. Oleh sebab itu, anda sebagai leader harus mengembangkan bawahan anda, baik dalam hal kompetensi teknis dan digital, soft-skills dan leadership serta nilai-nilai organisasi/perusahaan. Para kader pemimpin organisasi/perusahaan perlu dibina secara terus menerus dan diberi kesempatan untuk memimpin unit organisasi yang lebih besar serta dilakukan coacing/mentoring secara berkala. Dengan demikian akan terbentuk kader-kader pemimpin organisasi/perusahaan yang kuat dan berwawasan masa depan. Perlu dipahami tidak semua orang berbakat jadi pemimpin, sebagian orang lebih suka bekerja secara menyendiri atau sebagai specialist. Para specialist didorong untuk menjadi inovator yang mengembangkan produk dan layanan serta berkolaborasi dengan pihak luar perusahaan.

Sebagai pekerja pemula, Supervisor, Manajer/General Manager atau Vice President perusahaan, anda harus mengembangkan leadership anda secara mandiri. Sebagai bawahan anda harus mampu memimpin diri sendiri (Lead Yourself), sebagai pimpinan madya anda harus mampu memimpin tim (Lead Your Team) dan sebagai pimpinan tingkat tinggi anda harus mampu memimpin bisnis (Lead Your Business). Dengan kata lain, anda harus belajar leadership sepanjang masa dan membuktikannya di lapangan.

Sebagai leader di semua lini anda harus belajar memimpin masa depan (Lead Your Future) dengan menjalankan prinsip ADAPT sebagai berikut (disadur dari konsultan Korn Ferry – Self Disruptive Leader) :

  1. Anticipate : Memperlihatkan inteligensia kontekstual untuk membuat keputusan yang cepat dan melihat peluang, fokus kepada kebutuhan masyarakat yang akan dilayani serta mengarahkan seluruh pendapat yang berbeda-beda ke dalam satu tujuan bersama.
  2. Drive : Menyemangati SDM dengan memperat rasa memiliki tujuan bersama, mengelola mental dan energi fisik masing-masing dan orang lain, menuntun lingkungan yang positif agar membuat SDM memiliki harapan yang optimis dan senantiasa termotivasi dari diri sendiri.
  3. Accelerate : Mengelola aliran pengetahuan untuk menghasilkan inovasi yang konstan dan output yang diharapkan, menggunakan proses yang lincah, membuat prototype yang cepat dan pendekatan iteratif untuk secara cepat melaksanakan dan mengkomersialkan ide-ide.
  4. Partner : Menghubungkan dan membentuk partnership diantara seluruh fungsi organisasi, agar mampu bertukar gagasan, menggabungkan kemampuan yang saling melengkapi sehingga menghasilkan performansi yang tinggi.
  5. Trust : Membentuk hubungan baru antara organisasi dan setiap individu yang berpusat kepada kemajuan bersama, menyatukan perspektif dan sistem nilai yang berbeda-beda, membantu setiap individu menemukenali tujuan dan mefasilitasi mereka agar memberikan kontribusi yang maksimal.

Mari kita tingkatkan keahlian Leadership kita, dimanapun posisi kita saat ini. Tunjukkan kemampuan kita menggerakkan SDM dalam mencapai tujuan organisasi jangka pendek sekaligus juga bersama-sama membangun tujuan organisasi jangka panjang, khususnya dengan menjalankan transformasi digital. Jadilah pemimpin yang memiliki digital leadership dan teruji di lapangan. [Lumumba Sirait]