e2cosnulting.co.id – Pandemi Covid-19 telah membawa pengalaman berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan ini, terutama di dalam memaknai arti hidup (how to live life!). Berbagai suka duka dialami dalam bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari. Khabar duka yang mengagetkan karena kepergian untuk selama-lamanya, apakah atasan, rekan kerja, sahabat atau keluarga, sungguh memukul jiwa kita. Demikian pula tinggal di rumah untuk jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan kejenuhan. Disamping menjalankan tugas-tugas kantor (Work From Home – WFH), mengikuti rapat melalui Video Conference, kita juga disibukkan untuk membantu anak-anak belajar dari rumah (Learning From Home), menjaga stamina tubuh dengan berolahraga, menghibur diri dengan melakukan hobby atau menonton konten media sosial. Kebiasaan baru ini telah membuka wawasan tentang bagaimana bisa bekerja efektif dari rumah sambil mendampingi keluarga beraktivitas. Konsep work-life balance menjadi sangat penting untuk dijalankan, tentunya dengan solusi win-win bagi perusahaan dan karyawan.

Efektivitas kerja sangat ditentukan oleh kejelasan output yang diharapkan dari suatu pekerjaan, ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan dan kecukupan waktu untuk menyelesaikannya. Salah satu sumber daya tersebut adalah tempat kerja, baik berupa kantor, co-working space atau kamar kerja di rumah. Sarana kerja yang nyaman akan membuat seseorang bekerja produktif. Salah satu konsep kerja yang sedang berkembang saat ini adalah hybrid working, dimana pada waktu tertentu seseorang bekerja dari rumah dan di saat yang lain bekerja dari kantor, khususnya untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan koordinasi serta pengambilan keputusan yang bersifat strategis. Di masa depan tempat bekerja menjadi fleksibel dan merupakan kesepakatan bersama, dimana seseorang dapat mengajukan bekerja dari rumah atau dari kantor. Fleksibilitas kerja ini dapat terwujud apabila proses kerja dan output yang akan dihasilkan seseorang sudah jelas.

Untuk bekerja optimum, manusia membutuhkan energi atau stamina yang membuat seseorang mampu bekerja fokus ke tujuan. Ada kalanya seseorang mampu bekerja non-stop selama 6 jam tanpa berhenti. Perusahaan asing pada umumnya memiliki break-time 15 menit pagi dan sore, agar segar kembali bekerja. Ada juga individu yang memiliki konsentrasi kerja maksimum di malam hari. Perusahaan start-up sudah memfasilitasi sarana kerja sedemikan rupa sehingga setiap orang dapat mengatur jam kerjanya secara fleksibel. Perusahaan menyediakan sarana kerja yang nyaman berikut sarana bermain, tempat istirahat dan makanan/minuman yang sehat sehingga karyawan merasa seperti di rumah sendiri. Energi mereka dibaharui dengan berisitrahat atau menikmati berbagai sarana tersebut. Mereka kembali bugar dan mampu bekerja untuk jangka waktu yang lama di kantor.

Tuntutan work-life balance sudah sering kita dengar, agar cukup waktu untuk diri sendiri dan keluarga disamping bekerja di kantor. Ada yang yang menghendaki konsep work-life balance berupa pengurangan jumlah waktu kerja mingguan dan jumlah hari cuti yang lebih lama. Namun ada juga yang menyebut konsep work life balance sebagai pemenuhan kepuasan individu dalam bekerja untuk mencapai tujuan pribadi dan perusahaan secara optimal, melalui kecintaan terhadap pekerjaan, yang diwujudkan dengan memberikan hasil kerja terbaik, sehingga dia mencurahkan perhatian dan waktunya secara optimal. Untuk itu perusahaan perlu menyediakan fasilitas kantor yang nyaman dan menyenangkan untuk bekerja dan beristirahat. Lingkungan kerja seperti ini menjadi dambaan para generasi millennial dan Z sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Namun pandemi Covid-19 telah mengharuskan semua orang bekerja dari rumah, sehingga kantor-kantor pada tutup. Berbagai perusahaan melaporkan pengalaman kenaikan produktivitas kerja WFH selama masa pandemi Covid-19, khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang IT dan jasa. Ternyata karyawan mereka bekerja lebih efektif WFH, sehingga diputuskan untuk memperpanjang WFH hingga tahun 2021.

Bagaimana konsep work-life balance dijalankan di era new normal? Bisnis yang terpuruk selama masa pandemi Covid-19 telah menyebabkan perusahaan perlu meninjau ulang bisnis perusahaan dan strategi mencapai tujuan bisnis. Ada 3 tahapan pekerjaan dalam menjalankan bisnis baru, yakni perancangan bisnis yang dilanjutkan dengan pengembangan dan operasionalisasi bisnis. Kegiatan perancangan bisnis merupakan aktivitas padat pemikiran para ahli dari berbagai bidang untuk menghasilkan suatu rancangan kerja serta sarana yang dibutuhkan. Dalam hal ini para ahli dapat bekerja mandiri dari rumah, melakukan kolaborasi pekerjaan dengan para pihak terkait melalui sarana komunikasi atau aplikasi kerja serta melakukan pertemuan fisik di kantor untuk hal-hal yang bersifat strategis. Setelah rancangan bisnis disepakati, maka kegiatan selanjutnya adalah pengembangan bisnis, yakni berupa pembangunan infrastruktur bisnis, persiapan pengoperasiannya serta mempersiapkan proses bisnis dan sumber daya yang diperlukan. Dalam hal ini pekerjaan dari rumah mulai berkurang, karena pekerjaan di lapangan dan kantor semakin banyak. Para karyawan di tahapan pengembangan bisnis dapat bersifat hybrid working, namun dengan koordinasi yang lebih intensif, tetapi untuk pekerjaan fisik harus berada di lapangan. Setelah infrastruktur bisnis selesai atau produk /jasa siap diluncurkan, maka tahapan selanjutnya adalah proses operasi atau produksi. Dalam hal produksi barang, pekerja harus berada di pabrik, sementara kegiatan pendukungnya dapat dilakukan dari rumah. Sementara dalam bidang jasa, pengoperasian infrastruktur bisnis dapat dilakukan dari jarak jauh (remote), demikian pula untuk proses Marketing, Sales dan Customer Operation dapat dilakukan secara online, sehingga para karyawan dapat bekerja dari rumah.

Konsep work life balance ke depan sepertinya menghendaki metoda kerja hybrid working yang fleksibel namun terintegrasi satu sama lain, hal ini mencakup proses perencanaan, pengembangan dan operasionalisasi bisnis. Perusahaan harus menentukan jenis pekerjaan yang dapat di lakukan dari rumah, model waktu kerja yang paling optimal, kolaborasi antar individu, output kerja yang diharapkan serta sarana kerja yang dibutuhkan bekerja di rumah. Output dari individu dan kelompok kerja harus lebih baik dari bekerja di kantor.

Sebagai pekerja professional hybrid working, kita harus mampu melayani tuntutan perusahaan dan melayani keluarga pada saat yang bersamaan. Kita harus mampu mengelola waktu secara efektif, memiliki energi dan stamina tinggi agar menghasilkan karya berkualitas tinggi sambil melayani keluarga. Kita akan memperoleh keuntungan bekerja dari rumah, yakni kita bisa bekerja dengan santai dan nyaman, tidak lagi terburu-buru harus ke kantor setiap pagi dan kehilangan energi karena kecapaian di jalan akibat kemacetan. Namun, kehadiran kita di kantor masih diperlukan, khususnya untuk membahas hal-hal yang bersifat strategis, melakukan koordinasi yang bersifat intensif serta menjalin silaturahmi dengan atasan dan rekan kerja.

Sebagai pemilik usaha, tetapkan proses bisnis dan output yang dihasilkan setiap karyawan dan unit kerjanya. Bicarakan dengan mereka bagaimana mencapai hasil yang efektif dan efisien bila WFH atau hybrid working dan persiapkan sarana kerja yang diperlukan. Sebaliknya, sebagai karyawan, WFH atau hybrid working harus disikapi secara professional untuk kemajuan perusahaan dan kebaikan keluarga, dengan memberikan sumbangsih terbaik bagi perusahaan dan dengan penggunaan sumberdaya secara efisien. Mari kita cari solusi terbaik untuk kemajuan perusahaan dan pribadi kita melalui work-life balance yang bermakna!