e2consulting.co.id – Perkembangan teknologi digital telah dan akan membawa perubahan yang berarti dalam peradaban manusia. Misalnya, kehadiran robot dan autonomous car akan menyebabkan perubahan budaya dalam bekerja dan berinteraksi. Demikian pula kehadiran teknologi smart home akan mempermudah dan membuat nyaman beraktivitas didalam rumah. Manusia akan semakin tergantung kepada teknologi dalam menyelesaikan pekerjaan dan menikmati gaya hidupnya.
Saat ini sebagian besar masyarakat diperkotaan memiliki sepeda motor atau mobil sebagai sarana transportasi. Kedepan masyarakat tidak perlu memiliki mobil atau sepeda motor, cukup menggunakan jasa perusahaan ride hailing seperti Gojek, Grab, Uber dan lain-lain. Namun bagi masyarakat yang masih membutuhkan motor atau mobil, akan berpindah ke motor/mobil listrik atau autonomous car. Kebiasaan baru akan muncul untuk melakukan charging batere mobil/motor setiap malam hari, sama seperti kebiasaan kita saat ini melakukan charging handphone. Untuk itu, rumah harus memiliki sistem instalasi listrik yang mampu mengisi batere mobil cukup cepat (4 sampai 6 jam), jika tidak maka mobil harus melakukan fast charging di stasiun pengisian energi listrik di tempat umum, tentu dengan harga yang lebih mahal.
Rumah menjadi titik sentral beraktivitas, harus dirancang senyaman mungkin untuk WFH (Work From Home), Learning From Home maupun menikmati Entertaining From Home. Infrastruktur utama untuk rumah adalah listrik, air, gas dan internet. Dengan berkembangnya teknologi solar-cell dan sistem penyimpan energi yang harganya semakin murah, maka setiap rumah berpotensi untuk menjadi penyedia listrik, setidaknya mandiri untuk memasok keperluan satu rumah. Namun penyediaan listrik mandiri ini masih mahal harganya dan pasokan matahari tidak selamanya bisa diandalkan, sehingga kita masih butuh pasokan listrik dari PLN. Sebagai penyedia listrik mandiri, kita mengkonsumsi listrik mengutamakan pasokan dari matahari dan batere, kekurangannya dipasok dari PLN. Sementara kelebihan daya listrik dari rumah dapat disalurkan ke PLN. Setiap bulan dilakukan rekonsiliasi dengan PLN, kita hanya membayar tagihan atas kelebihan daya yang kita sedot dan sebaliknya akan menerima pembayaran apabila ada kelebihan daya yang disalurkan ke PLN. Sistem on-rid/off-grid ini dapat terjadi apabila aturan Pemerintah telah diubah dan aplikasi smart-grid di PLN dan di rumah diaktifkan.
Infrastruktur yang ada didalam sebuah rumah cerdas (Smart home) antara lain pembangkit listrik solar cell dan batere penyimpan serta instalasi listrik cerdas, Fixed/Wireless Broadband, Smart home system, Personal assistance system dan robot pembantu rumah tangga. Smart home melakukan fungsi surveillance, monitoring and commanding atas peralatan yang ada di dalam dan luar rumah. Tugas tersebut antara lain membuka/mengunci pintu, menyalakan/mematikan TV, AC, heater, lampu dan gas serta melaporkan isi inventory rumah seperti kulkas, dapur dan toiletry. Personal assistance system berupa Smart speaker melakukan tugas ordering, reminding dan menjawab pertanyaan yang diajukan serta menyusun agenda kerja pribadi. Sementara robot pembantu rumah tangga bertugas sebagai asisten rumah tangga yang membersihkan rumah.
Bagaimana infrastruktur rumah cerdas ini bekerja? Perangkat di dalam rumah dapat bekerja secara cerdas berkat adanya teknologi DNA (Device, Network and Application) yang bekerja secara terintegrasi. Berbagai Device digunakan di dalam rumah seperti sensor Internet of Things (IoT), Surveillance camera, Smart speaker, Smart TV, PC (Personal Computer), Laptop, Tablet Computer maupun Smartphone. Device berfungsi sebagai antarmuka (interface) dengan objek yang dikelola, yang mengumpulkan data untuk diteruskan ke aplikasi pengolah data dan sebaliknya menjalankan perintah aplikasi untuk melakukan tindakan, misalnya untuk menghidupkan atau mematikan saklar. Network adalah jaringan komunikasi data yang menyalurkan data ke sistem pengolah data (software aplikasi). Jaringan tersebut dapat berupa WiFi yang ada dirumah, bluetooth, Narrowband IoT, mapun jaringan data milik Operator Selular. Kedepan jaringan 5G akan menjadi tulang punggung Smart home yang mampu menyalurkan data ultra broadband dengan latency yang rendah. Sementara aplikasi yang digunakan antara lain Smart-grid untuk pengelolaan listrik mandiri dan Smart home dari penyedia aplikasi khusus rumah. Smart speaker dapat juga berfungsi sebagai aplikasi Smart home disamping sebagai personal assistance system. Aplikasi Smart speaker dikembangkan berbasis voice recognition, yang menterjemahkan suara menjadi informasi perintah. Aplikasi tersebut antara lain Google Home (Google), Siri (Apple) dan Alexa (Amazon). Berbagai aplikasi personal untuk hiburan, berasal dari Netflix, Youtube, Vidio, Disney, dan lain-lain, yang dapat ditonton melalui Smart TV, Laptop, Tablet computer ataupun Smartphone. Aplikasi conference call yang saat ini kita gunakan dari rumah selama masa pandemi Covid-19, akan tetap digunakan, seperti Zoom, Google Meet dan Webex. Demikian pula aplikasi game online menjadi sarana hiburan didalam rumah, khususnya bagi anak muda. Game online membutuhkan internet berkecepatan tinggi, stabil dan latency yang rendah. Kedepan akan muncul berbagai aplikasi baru untuk mendukung gaya hidup dirumah, antara lain aplikasi Healthcare, Working collaboration dan Education.
Satu hal yang pasti dari penggunaan teknologi digital adalah semakin bertumpuknya data dan informasi. Data dan informasi tersebut berupa gambar, video, artikel, podcast, email dan dokumen penting lainnya, yang membebani prosesor di PC, Laptop atau Smartphone, sehingga perlu dipindahkan secara berkala dan disimpan ditempat yang aman. Berbagai pilihan untuk menyimpan data personal, antara lain menyimpan data di Cloud, memory external hard-disk, maupun dalam hard-disk PC, Laptop atau Smartphone. Sebaiknya data-data ini disimpan dalam Cloud, melalui layanan berbayar dari perusahaan Cloud Computing, sehingga keamanan dan kapasitas penyimpanan data senantiasa terjamin.
Sebagai warga digital pemula, mari kita transformasi gaya hidup baru dengan memahami perkembangan teknologi Smart home dan mendayagunakan teknologi digital tersebut secara bijak, untuk meningkatkan kompetensi, sarana edukasi, sosialisasi dan hiburan serta meningkatkan kesejahteraan kita. Untuk itu perlu berkolaborasi antara pengembang rumah (developer), PLN, PAM, PGAS, Telkom, Operator Selular dan penyedia layanan internet lainnya, penyedia solar cell, batere, sensor IoT, pengembang aplikasi dan system integrator serta Pemerintah sebagai pengarah, sehingga kita bisa mengikuti perkembangan Smart home di negara maju. Semoga!